Goodreads Indonesia Regional Surabaya: Novel Remaja Dan Dunianya

27 Jun 2015    View : 3783    By : Amidah Budi Utami


Goodreads Indonesia Regional Surabaya (GRI Surabaya) adalah salah satu klub pembaca buku yang paling aktif di Surabaya. Terbukti hampir setiap satu bulan sekali klub buku yang diketuai Nabila Azzahra Syahbani ini mengadakan seminar atau workshop dengan berbagaimacam tema tentang buku dan dunianya. Pada kesempatan kali ini GRI Surabaya mengadakan temu penulis novel remaja bertema "Novel Remaja Dan Dunianya" dengan menghadirkan tiga orang penulis novel remaja yang berdomisili di Surabaya. Mereka adalah Prisca Primasari, Alvi Syahrin, dan Kuntari P. Januwarsi. Pastinya Artebianz tidak asing lagi dengan tiga nama ini kan? Saya pun tidak mau ketinggalan. Pada kesempatan ini saya duduk manis di meja nomer dua siap mendengarkan pengalaman penulis-penulis kece ini.


Sekilas Tentang Goodreads Indonesia Regional Surabaya

Goodreads (www.goodreads.com) adalah sebuah media sosial khusus untuk para penikmat buku. Di goodreads, Artebianz bisa mereview, memberi rating, dan berdiskusi dengan sesama anggota grup. Bagi Artebianz yang merasa seorang kutu buku pasti betah mengeksplorasi media sosial ini. Goodreads Indonesia sendiri terbentuk sekitar tahun 2006-2007 dan bercabang menjadi regional-regional kecil seperti Goodreads regional Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan lain-lain.

Goodreads Indonesia Regional Surabaya adalah salah satu klub buku yang paling aktif di Surabaya. GRI  Surabaya selalu bersemangat mengadakan acara-acara menarik dan informatif. Klub buku ini juga memiliki anggota-anggota dan panitia yang solid. Bagi Artebianz yang berdomisili di Surabaya, suka membaca, suka menulis, dan ingin punya teman-teman yang nyambung dengan duniamu? Silakan bergabung di GRI Surabaya. Mereka punya acara-acara kece yang akan menambah pengalamanmu, salah satunya yang saya bahas di artikel ini.

Baca juga: Festival Foto Surabaya—Menggugah Kepedulian Melalui Lensa


Profil Nara Sumber: Prisca Primasari, Alvi Syahrin, K.P. Januwarsi

Bagi kamu, para remaja yang menyukai karya-karya para penulis ini, pasti pengin banget datang ke acara ini. Karena apa? Tentu saja karena kakak-kakak ini akan buka-bukaan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saja sempat terlintas di kepalamu. Tapi kalau Artebianz masih kurang akrab dengan ketiga penulis ini, saya akan merangkup profil singkat mereka.

1. Prisca Primasari
Wanita kelahiran Surabaya ini telah menelurkan banyak sekali novel, terutama yang bergenre romance. Prisca adalah salah satu penulis yang produktif. Karya-karyanya antara lain STPC: Paris, Eclair: Pagi Terakhir di Rusia, Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa, Evergreen, Spring In Autumn, dan Priceless Moment. Selain itu, Prisca saat ini sedang menulis dua novel terbarunya, berjudul Alias dan Tulip. Jadi, mari kita cari tahu bersama, apa kunci menjadi penulis yang produktif.

2. Alvi Syahrin
Penulis muda ini telah aktif menulis novel sejak 2013. Mahasiswa Teknik Informatika ini telah menulis tiga novel sampai saat ini, berjudul Dilema, STPC:Swiss, dan I Love You, But I Can't Tell You. Novel terakhirnya yang berjudul I love You, But I Can't Tell You baru saja terbit bulan ini (Juni 2015).

3. K.P. Januwarsi
Ehm..., Artebianz sudah kenal kan? Co-founder artebia ini juga seorang novelis lho. Bahkan jauh sebelum mendirikan artebia.com. Karya-karya yang pernah ditulisnya adalah Spicy Love, My Toilet Prince, dan Intertwine. Karya  terakhirnya ditulis beramai-ramai dengan kelompok penulisnya, FLOCK: Fei, Lia Indra Andriana, Orizuka, Clara Canceriana, dan K.P. Januwarsi.

Baca juga: Tentang Gaya Penceritaan Orizuka - Dari Manisnya Cinta Sang Pangeran Hingga Pahitnya Skripsi (I)

 

Kupas Tuntas "Novel Remaja dan Dunianya"

Acara yang berlangsung di Kaya Resto ini di pandu langsung oleh ketua GRI Surabaya, Nabila Azzahra Syahbani. Acara yang berlangsung selama 2 jam ini berjalan dengan sangat dinamis, banyak pertanyaan juga jawaban yang perlu kamu tahu kalau memang berniat menulis novel remaja.

temu penulis : novel remaja dan dunianya

Khusus untuk genre novel remaja, naskah seperti apa yang dicari penerbit?
Prisca: Naskah harus segar, memiliki karakter yang nyentrik, dan jangan mainstream. Misalkan karakter-karakter di novel John Green kebanyakan nerd.

Kalau dari karakter penulis, apa yang menjadi pertimbangan penerbit untuk menerbitkan novel penulis tersebut?
Prisca: Pertama, gaya penceritaannya harus segar. Kadang jumlah halaman juga dipertimbangkan, sebaiknya untuk novel remaja jangan terlalu tebal karena remaja Indonesia kurang menyukai novel yang terlalu tebal. Kemudian juga mempertimbangkan karakter tokoh dan konflik yang diangkat.

Mengapa novel remaja sering menggunakan setting luar negeri?
Prisca: Karena saat itu saya pribadi lagi suka nulis setting luar negeri, tapi sekarang sudah tidak terlalu. Secara umum, mungkin remaja lebih menyukai hal-hal yang cantik dan memimpikan  pergi ke kota-kota besar di luar negeri.

Kalau novel-novel Tari (K.P. Januwarsi) latar tempatnya seperti apa?
Tari: Dua novel saya Spicy Love dan My Toilet Prince berlatar kota Surabaya, sedangkan Intertwine berlatar Jakarta.

Mengapa menggunakan latar kota-kota besar?
Tari: Karena saya sendiri tinggal di Surabaya, jadi lebih akrab dengan suasana kota dan masyarakatnya. Kalau mengapa menggunakan latar kota mungkin karena remaja sendiri menyukai hal-hal yang bersifat modern.

Untuk Alvi, di novel terbarunya "I Love You, I Just Can't Tell You" mengapa tokoh utamanya cewek?
Alvi: Karena pembaca novel remaja kebanyakan adalah cewek. Selain itu biasanya cewek lebih punya emosi yang menarik untuk diungkapkan.

Alvi sebagai cowok yang harus mengangkat karakter cewek, apasih kesulitannya?
Alvi: Kesulitannya setiap kali menulis isi hati cewek saya selalu mikir, "Ini sudah sesuai dengan perasaan cewek belum sih?".

Gaya penceritaan Alvi ini sangat mengalir, apa tipsnya?
Alvi: Banyak baca dan banyak mengeksplorasi buku-buku.

Di novel terbarunya, Alvi mengeluarkan konfliknya di awal, apa yang menjadi pertimbangan?
Alvi: Banyak belajar teori, bahwa sebaiknya konflik dibuka di depan.

Bagaimana mengatasi Writer's Block?
Prisca: Sebaiknya sebelum menulis buat dulu kerangka ceritanya; biodata tokoh, alur cerita, dan setting cerita, selebihnya tinggal komitmen untuk menulis. Kalau pengalaman pribadi saya, saya tidak bisa menulis kalau tidak menyukai tokohnya. Jadi sebaiknya tanya ke diri kita sendiri  apasih yang paling di suka dari cerita tersebut.
Tari: Kalau saya sendiri sering kesulitan menulis romance, jadi saat mau menulis cerita romance saya akan baca buku-buku romantis, nonton film romantis atau mendengarkan lagu romantis.
Alvi: Saya tidak bisa menulis kalau halamannya masih kosong. Jadi biasanya saya copy beberapa kalimat sebelum memulai menulis.

Dalam menulis novel dikenal istilah "show" dan "tell". Bagaimana porsi "show" dan "tell" di novel remaja?
Prisca: Show adalah teknik mendeskripsikan sesuatu dengan detail, misalkan saat kita mendeskripsikan seorang cowok: Alisnya tebal, matanya tajam, rahangnya kokoh, dan sebagainya. Sedangkan tell adalah teknik mendeskripsikan sesuatu secara garis besar, misalkan cowok itu cakep atau gadis itu cantik, sudah, hanya sebatas itu. Kalau di novel remaja sendiri tidak perlu terlalu detail dalam memberi deskripsi yang penting bisa mewakili apa yang ingin di sampaikan penulis kepada pembaca.

Selain ngobrol tentang novel remaja dan dunianya, di kesempatan ini GRI Surabaya juga bagi-bagi novel karya para penulis ini bagi peserta yang mengajukan pertanyaan. Alhamdulillah, saya kebagian satu novel karya Mbak Prisca yang berjudul Priceless Moment. Duh, Senangnya!

Baca juga: Tentang Gaya Penceritaan Orizuka - Dari Manisnya Cinta Sang Pangeran Hingga Pahitnya Skripsi (II)

 

 

Foto diambil dari akun facebook Nabila Azzahra Syahbani




Amidah Budi Utami

Amidah Budi Utami adalah seorang perempuan yang bekerja di bidang IT dan menyukai seni, sastra, fotografi, dan jalan-jalan.

Profil Selengkapnya >>

Liputan Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Cinderella dan Wanita Masa Kini: Sebuah Dekonstruksi Dongeng


Voici - Duo Multi Talenta Dari Surabaya


Priceless Moment - Yang Disisakan Waktu Ketika Ia Berlalu


Stand By Me Doraemon


Kun Anta - Humood Al Khuder: Jadilah Diri Sendiri


Goyang Kaki Dan Goyang Lidah Di Lontong Kikil Bu Dahlia


Oost Koffie & Thee - Rumah Kopi dan Teh yang Menawarkan Lebih Dari Kenyamanan


Bukit Pawuluhan: Bukan Bukit Biasa


Wawancara Dengan Cindy Owada: Mengenal Lebih Dekat WTF Market Dan Brand Lokal Indonesia


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Enam)


Twist and Shout (Part 1)


Menguak Luruh