Deja Vu: Pesta Ketiga WTF Market di Surabaya (Bagian 2 - End)

30 Jun 2016    View : 2913    By : Niratisaya


Sebelumnya, Tim Artebia membahas tentang keseruan acara WTF Market: Déjà Vu di liputan bagian pertama—dari pesta kuliner sampai beberapa tenant keren. Pada kesempatan ini, saya akan membicarakan lebih jauh tentang bazar tematik yang meraih perhatian lebih dari 40,000 warga Surabaya di acaranya yang berlangsung di Galaxy Mall, Exhibition Centre, Lantai 6.

 

 

Déjà Vu dan Bazar Ala WTF Market

Pertama, saya akan membahas tentang pengertian déjà vu itu sendiri.

Saya sengaja tidak membahas déjà vu di artikel bagian awal agar Artebianz bisa benar-benar ikut menikmati keseruan WTF Market. Sementara itu, di bagian kedua sekaligus terakhir artikel WTF Market: Déjà Vu ini, saya ingin membicarakan déjà vu secara sekilas dan kaitannya dengan tema bazar kedua WTF Market di 2016 ini.

Banyak yang memahami “déjà vu” sebagai sebuah perasaan yang mengingatkan seseorang bahwa dia pernah berada di suatu tempat, bertemu dengan seseorang, atau mengalami satu hal yang sama. Apakah perasaan familier terhadap satu tempat, orang, atau pengalaman itu benar? Bisa jadi ya, bisa jadi juga tidak.

Konsep ini kemudian oleh WTF Market diasimilasikan dan dikembangkan dengan konsep mereka. Di mata Cindy Owada, perwakilan WTF Market yang ditemui oleh Tim Artebia, déjà vu adalah “Sebuah pengulangan yang seakan-akan membuat orang tersebut merasa dia bisa melihat ke masa depan.” Lebih lanjut, Cindy berkata, “Pengertian ini sesuai dengan nama WTF Market: We The Future. Sekelompok orang yang bisa melihat ke depan, mau berinovasi dan maju, serta level up yang bertanggung jawab atas masa depannya.”

Hal ini kemudian mendorong Cindy untuk menerapkan konsep tersebut terhadap bazar tematik kedua mereka di tahun 2016—lewat dekorasi dan imej dalam video promosi WTF Market – Déjà Vu, serta tenant yang mereka pilih. Keduanya fokus pada permainan otak yang mengajak pengunjung dan penggila bazar tematik untuk berimajinasi.

Baca juga: Widyoseno Estitoyo: Pebisnis Muda, Aktivis Sosial, Dan Pekerja Seni

 

 

WTF Market Déjà Vu dan Tenant yang Terlibat di Dalamnya

Jika sebelumnya WTF Market lebih fokus pada tiga hal yang menjadi fokus kebanyakan bazar (food, fashion, dan life style), naga-naganya di bazar ketiganya di Surabaya, WTF Market meningkatkan level mereka dengan mengundang beberapa influencer, creativepreneur, tenant yang sebelumnya lolos dari perhatian umum, serta beberapa tenant unik yang menitikberatkan produk mereka kepada talent.

Untuk influencer, WTF Market menghadirkan Patricia Gouw (runner up Asia’s Next Top Model cycle 4) dan Cindercella (seorang make up artist dan vlogger). Baik Patricia Gouw maupun Cindercella mewakili dunia lifestyle dan fashion dengan profesi mereka masing-masing.

Patricia Gouw

Patricia Gouw sudah terhitung enam tahun menjadi model profesional. Namun, siapa yang sangka, pengalaman enam tahun itu tidak serta-merta membuat Gouw percaya diri mengikuti Asia’s Next Top Model. Sebaliknya, Gouw mengikuti kontes model se-Asia tersebut hanya demi memuaskan mereka yang dekat dengannya. Kenyataan mengenai ‘ketidakpercayaan diri’ wanita yang pernah masuk sebagai 15 besar Miss Indonesia ini ditambah dengan pengalamannya di dunia model, tentu menjadi daya tarik sendiri.

Lain pengalaman Patricia Gouw, lain pula perjalanan karier Cindercella (Marcella Febrianne Hadikusumo). Ketertarikan Cella, begitu panggilan akrabnya, mengantarkan perempuan yang juga aktif di Youtube ini kepada profesi yang digelutinya sekarang ini: make up artist. Ketika saya menyebutkan tentang make up, saya tidak hanya menyebutkan riasan yang membuat seorang perempuan tampak cantik. Cella juga piawai membuat riasan kreatif dengan spesial efek yang mampu membuat siapa pun ternganga saat melihat hasilnya. Kreativitas perempuan yang berdomisili di Surabaya inilah yang kemudian membuat WTF Market tertarik untuk menghadirkannya di workshop dan salah satu sesi exclusive tea time Déjà Vu.

Cindercella and Tea Time guests

Sementara itu, untuk creativepreneur, WTF Market mengundang Danny Syah (CMO Dagelan/PT. Infia) untuk topik "The Secret of Digital Advertisement". Mengawali usaha start up-nya dari kejelian atas tingginya pengaruh dan kegemaran masyarakat Indonesia terhadap media sosial, Dagelan mengawali usahanya dengan membuat beragam meme dan guyonan dari situasi serta perkembangan isu sosial yang ada. Sebuah hal yang terdengar remeh di mata industri pra-media sosial—bahkan bisa jadi konyol, tapi kini justru menempatkan Dagelan sebagai salah satu start up berpengaruh di Indonesia.

Danny Syah

Sebagai bonus, WTF Market juga berhasil membuat entrepreneur di bidang kuliner, Michele Widjaja (founder Shirokuma) untuk menjadi pembicara di acara talkshow, mengungkap rahasia keberhasilan Shirokuma dan snippet perjalanan brand terkenal miliknya tersebut.

Untuk tenant, yang menjadi perhatian pengunjung WTF Market – Déjà Vu adalah kehadiran La Maison. Sebuah brand yang terkenal di antara penggemar macaron.

La Maison

Nyaris sebagian besar produk kuliner mulai mengembangkan sayap mereka dengan menjual produk mereka secara online dan mengirimnya via jasa pengiriman. Namun, perfeksionisme yang ada dalam diri sang executive pastry chef bukan hanya menuntut dirinya untuk menyediakan bahan terbaik, tapi juga mengharuskannya untuk menjaga kualitas produknya saat memasarkannya. Kehati-hatian La Maison dalam memasarkan dan menjaga produknya inilah yang menjadikannya buah bibir di antara para foodies, khususnya Surabaya—membuat mereka merasa penasaran dan antusias saat akhirnya La Maison mulai melebarkan sayapnya.

Salah satu tenant yang menarik perhatian saya adalah Talents Spectrum, yang menjanjikan pengunjung bahwa dia bisa melihat bakat dan kecenderungan seseorang lewat sidik jari. Keberadaan Talents Spectrum menurut saya melengkapi slogan “one-stop entertainment market” milik WTF Market, sebab tenant ini sangat cocok bagi para pelajar yang masih belum menemukan gaya belajar yang sesuai.

Dan tentu saja, salah satu acara yang selalu hadir di setiap bazar WTF Market adalah eating competition. Yang selalu menarik perhatian pengunjung di tiap acara.

Eating Competition

Dari keberagaman isi acara dan tenant WTF Market – Déjà Vu bisa dilihat bahwa semuanya memiliki satu persamaan: kemauan dan kemampuan untuk menciptakan serta memanfaatkan kesempatan untuk memajukan diri. Lewat isi acara dan tenant yang dihadirkannya, tampaknya inilah yang diam-diam ingin ditanamkan WTF Market di dalam setiap bazar tematik yang diadakannya.

Beauty WorkshopWTF Market beauty workshop

Baca juga: Siti - Perempuan dan Dalamnya Hati

 

 

Keseruan WTF Market dan Tenant-Tenant Pilihannya

Setelah membicarakan mengenai tenant yang unik di WTF Market, pasti Artebianz penasaran—seperti apa sebenarnya tenant yang diterima oleh WTF Market?

Melalui wawancara Tim Artebia dengan Cindy Owada, Project Manager WTF Market, mengungkap bahwa WTF Market ada kriteria yang diterapkan oleh pihaknya dalam menyeleksi tenant yang hendak bergabung di bazar tematik mereka.

Kriteria tersebut adalah:

  • Tenant tersebut mewakili local brand,
  • Membuat produknya sendiri,
  • Memiliki brand konsep yang baik,
  • Look book (foto contoh konsep display) yang dikirim kepada Tim WTF Market memiliki kualitas fotografis yang bagus,
  • Dekorasi booth harus bagus.

Inilah jawaban kenapa sebagian besar tenant yang ambil peran dalam WTF Market adalah brand yang memiliki branding yang bagus. Namun ini bukan berarti mereka melakukan pemilihan secara ketat. Pada dasarnya, yang disasar oleh WTF Market adalah para tenant yang memiliki konsep dan produk bagus, tapi kurang mampu dalam memasarkan barang-barangnya.

Cindy Owada yakin banyak local brand yang memiliki produk bagus dan memiliki tujuan menciptakan brand mereka. Dia ingin bekerja sama dengan entrepreneur yang bukan sekadar untuk mengejar keuntungan, tapi juga untuk mengekspresikan kreativitas dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, WTF Market bisa mencapai harapannya yang lain: meraih kesuksesan bersama local brand Indonesia yang berkualitas.

Apakah kamu seorang entrepreneur yang dibicarakan, Artebianz?

Apa kamu siap untuk meraih kesuksesan bersama WTF Market?

Artebianz bisa menghubungi WTF Market untuk bergabung di bazar tematik mereka berikutnya.
WTF Market berencana akan mengadakan bazar tematik berikutnya di Jakarta (pada Agustus 2016) dan Makassar (pada September 2016). Jika Artebianz memiliki produk unik dan tertarik membuka booth di acara tersebut, kamu bisa langsung melihat informasi lebih lanjut di: @WTFmarketID atau E-mail ke wtfmarketid@gmail.com.

WTF Market

Sebagai bonus round untuk keseruan di Surabaya, Artebia mendapatkan informasi bahwa WTF Market akan kembali menyelenggarakan bazar tematiknya di bulan November 2016. Ingat untuk membawa teman dan keluarga kalian untuk hadir acara WTF Market nanti, Artebianz!

Baca juga: Happy Squid Dan MatchaPekoe: Kuliner Unik Ala Bazar Tematik

 


Tag :


Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Liputan Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Stigma dan Tradisi: Berhenti Belajar! Mari Mulai Berpikir dan Menciptakan


Indah Kurnia, Memimpin Tanpa Kehilangan Identitas Sebagai Wanita


The Palace of Illusions: Ketulusan Cinta Para Pandawa


Orange Marmalade: Saat Cinta Tidak Memandang Dunia (2015)


How Deep Is Your Love - Calvin Harris: Dalamnya Cinta Lewat Deep House Music


Bakso Hitam Chok Judes: Ada Lezat Di Balik Pekat


Kopi Luwak - Nongkrong Aman Sambil Berbagi Kopi dan Gelak


Gili Labak - Surga Tersembunyi Di Pulau Garam


WTF Market Kembali All Out Untuk Surabaya


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Lima)


Pria Asing Di Pos Kamling


Masa (I)