My Pancake Restoran Surabaya Town Square

27 Apr 2015    View : 8099    By : Niratisaya


Sebagai salah satu chain mall yang menyerupai konsep saudaranya di daerah Cilandak, Jakarta, Surabaya Town Square (Sutos) memiliki beberapa chain restaurant yang sama. Salah satu di antaranya adalah My Pancake.

Seperti kebanyakan restoran yang ada di Sutos, My Pancake menawarkan nuansa yang nyaman bagi pengunjung Sutos yang datang dengan keluarga, teman, atau kekasih. My Pancake menyediakan ruangan outdoor untuk perokok, ruangan indoor untuk mereka yang tidak merokok. Namun yang membedakan My Pancake dari tenant Sutos lainnya adalah pilihan booth yang lebih private di dekat pintu masuk ruangan indoor. Sayangnya, hanya ada dua booth private.

My Pancake dari dalam

Baca juga: La Ricchi - Gelato Kaya Rasa di Surabaya

Saya sering mengunjungi Sutos untuk membeli buah, menonton bioskop, dan bertemu teman. Dengan lokasi My Pancake yang tak jauh dari panggung Sutos (di bagian kiri kalau Artebianz masuk dari luar, atau bagian kanan kalau Artebianz berada di depan FoodMart), tentu saja, saya sering melewati My Pancake dan tergoda penataan interiornya yang simpel sekaligus modern. Yang membedakan My Pancake dengan restoran lainnya adalah varian menu di sana. Meski bernama My Pancake, restoran ini tidak hanya menyediakan kue panekuk atau waffle yang manis dengan topping es krim dan lain-lain. My Pacake juga memiliki varian menu dari panekuk gurih, nasi goreng, pasta, salad, sampai makanan ala Korea (bibimbap, tteokpokki, dan lain-lain).

My Pancake

Pertama kali saya mengunjungi restoran ini dengan salah seorang adik kelas untuk wawancara. Dan berikutnya, saya mendatangi My Pancake karena saya ingin mencoba beberapa kuliner Korea bersama teman.

 

My Pancake dan Varian Menunya

Menu My Pancake, termasuk makanan dan minuman, bisa dibilang ada banyak varian. Dari berbagai jenis makanan kecil, salad, nasi, pasta, steik, sup (jjigae) Korea, nasi campur (bibimbap) Korea, waffle, panekuk. Begitu pula dengan minuman; ada jus buah—mix atau satu jenis buah, kopi, koktail, teh, dan lain-lain.

Buku menu My Pancake tak jauh berbeda dengan buku menu my Kopi O!: besar seukuran koran dengan penjelasan dan gambar yang sangat menarik. Meski My Pancake tersohor karena panekuknya, tapi saya lebih tertarik pada menu-menu lainnya. Sebut saja ini sebagai rasa penasaran saya; saya tidak pernah yakin dengan kualitas rasa makanan restoran yang tak pernah fokus pada menunya. Dan ini membuat saya secara spontan tidak memperhatikan menu-menu yang lain. Kebanyakan restoran dengan menu yang terlalu bermacam-macam semacam My Pancake tidak bisa menjaga rasa makanan.

Tapi Artebianz, My Pancake mematahkan dugaan saya. My Pancake berhasil menghasilkan menu yang lumayan oke.

Tteokpokki

Tteokpokki olahan My Pancake cukup mengingatkan saya pada tteokpokki yang sempat saya masak di klub Bahasa Korea sewaktu SMA. Saya bisa merasakan kuahnya yang dibuat berbasis ikan. Sebelumnya saya sempat merasakan tteokpokki dari restoran lain, dan tidak terlalu menyenangkan. Sementara My Pancake berimprovisasi dengan menggunakan bahan-bahan dari Indonesia (cabe merah dan cabe hijau), selain menggunakan banyak sayuran lain (bawang Bombay dan bawang prei).

Untuk menemani makan tteokpokki, saya memilih jus buah mix (kiwi dan stroberi). Berbeda dengan berbagai jus buah di kebanyakan tempat, jus buah di My Pancake sama sekali tidak dicampur dengan air atau gula. Restoran menyediakan gula sebagai pendamping. Jadi, untuk Artebianz yang ingin menjaga diet dan mengatur pasokan glukosa dalam darah, kamu nggak perlu khawatir.

Kombinasi tteokpokki dan jus buah mix cukup pas untuk “membersihkan” lidah saya.

Kimchi Jjigae dan Honey Lemon

Baca juga: De Oak Cafe Resto Surabaya

Pada kunjungan kedua bersama teman, saya mencicipi kimchi jjigae (sup kimchi). Saya pernah mencoba kimchi sebelumnya, tapi entah karena kemasan, saya justru merasakan keasaman yang mendominasi rasa kimchi. Walhasil, setiap kali saya melihat kata “kimchi” saya kontan membayangkan rasa asam di lidah. Begitu juga saat memesan kimchi jjigae ala My Pancake. Tapi saat mencicipinya, saya tidak menjumpai rasa asam. Yang dominan dari kimchi jjigae ini adalah kuah dagingnya dan dagingnya, plus spicyness—dalam artian pedas dan penuh rempah.

Oh, iya! Sewaktu memesan kimchi jjigae, saya ditawari apa ingin memakannya dengan mi atau dengan nasi oleh pelayan My Pancake. Sebagai penggemar mi sejati, saya pun memilih mi.

Kimchi Jjigae dengan mi

Sebagai pendamping kimchi jjigae, saya memilih lemon honey; sebuah minuman yang dibuat dari soda, jus lemon, madu, dan diisi potongan-potongan lemon. Meminum lemon honey setelah makan kimchi jjigae ternyata pilihan yang pas.

Jujur, saya selalu bingung tiap kali memilih minuman. Pilihan saya tidak pernah jauh dari es jeruk atau jus (melon atau alpukat). Saya sering meminta pelayan meninggalkan buku menu sementara saya memilih makanan dan minuman

Strawberry Pancake(diambil dari idopenrice.com)

Teman saya memilih strawberry pancake yang sempat saya cicipi. Sementara panekuk Oost Koffie&Thee lebih cenderung renyah dan tipis karena menyesuaikan dengan panekuk ala Belanda, panekuk My Pancake condong ke panekuk ala Amerika yang ginuk-ginuk. Paduan es krim vanilla dan siraman sirup stroberi terasa pas dengan pancake—yang menurut saya pas, tidak terlalu manis atau hambar. Sebagai teman makan, teman saya memilih air mineral.

Pasta Aglio Olio

Pilihan ketiga, saya dan teman mencoba spaghetti aglio olio spicy tuna, pink panther (saya), dan lemon honey (teman). Piringnya yang lebar dan bagian tengah yang cukup luas menipu saya dan teman yang mengira porsi spaghetti My Pancake bisa kami “taklukkan”. Tapi ternyata… spaghetti My Pancake cukup menipu dan lumayan besar untuk kami berdua.

Pink Panther dan Pasta Aglio Olio

Rasa minuman pink panther sangat berbeda dari lemon honey. Dengan foto yang berdampingan, mulanya saya berharap pink panther juga memiliki sensasi soda. Tapi tidak. Yang saya rasakan malah sirup, entah coco pandan atau stroberi. Perbedaan lain dari honey lemon dengan pink panther adalah potongan buah. Dalam pink panther ada potongan semangka, melon, dan kiwi.

Platting My Pancake, khusus untuk main course dan makanan yang berkarbo, cukup sederhana tapi decent. Tapi untuk menu panekuk, My Pancake memberikan platting yang cukup menarik hati.

Dua kali mengunjungi My Pancake, saya sempat mencicipi varian kopinya: black coffee dan cappuccino. Sekali lagi, untuk ukuran restoran dengan varian menu yang cukup bermacam-macam, kopi My Pancake cukup decent. Bahkan bisa dibilang bersaing dengan restoran yang salah satu spesialisasinya adalah kopi.

 

Pengalaman Makan Asyik di My Pancake dan Harganya

Salah satu hal yang asyik dari setiap pengalaman makan di setiap restoran atau rumah makan saya adalah pelayanannya—selain makanan yang disajikan. Dengan mudah saya memasukkan My Pancake sebagai salah satu chain restaurant dengan menu makanan yang delish dan pelayanan yang decent. Fasilitas lain My Pancake adalah colokan yang ada di ruang indoor di sebelah kiri, setiap pelanggan yang ingin menghabiskan waktu bekerja sambil makan bisa menikmati waktunya di My Pancake.

Di sisi lain, yang kurang asyik adalah My Pancake tidak punya fasilitas Wi-Fi. Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan kekurangan ini.

Rentang harga makanan di My Pancake 28ribu – 200ribu rupiah.

 

Rating

Rating



 

Tempat makan asyik lainnya:





Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Makan Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Ayah Dan Hari Ayah


Figur: Lia Indra Andriana - Dari Seorang Calon Dokter Gigi Menjadi Salah Satu Penerbit Berpengaruh


Prisca Primasari's Love Theft Series - He Who Steal Some Love


Gone Girl - Ketika Cinta Berakhir, Yang Tersisa Hanyalah Kematian


Kun Anta - Humood Al Khuder: Jadilah Diri Sendiri


Soto Khas Lamongan Di Pandean, Ngoro


Oost Koffie & Thee - Rumah Kopi dan Teh yang Menawarkan Lebih Dari Kenyamanan


Jejak Kaki Artebia: Menyusuri Sejarah Surabaya Edisi Siola


Deja Vu: Pesta Ketiga WTF Market di Surabaya (Bagian 2 - End)


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Tujuh)


Your Dream (Not?) Comes True


Tertinggal, Tertanggal