Coffee Bean & Tea Leaf Surabaya Town Square

29 Jan 2015    View : 7282    By : Niratisaya


Ada banyak cabang kedai kopi yang lebih dikenal dengan nama Coffee Bean ini. Akan tetapi favorit saya adalah Coffee Bean yang ada di Surabaya Townsquare (Sutos). Selain karena dekat, kopi kedai ini sesuai dengan selera saya. Cukup mudah menemukan kedai kopi yang ada di lantai dua ini. Artebianz cukup masuk dari pintu depan dan menuju eskalator yang ada di sebelah kiri, di dekat panggung terbuka Sutos yang berlokasi di Jalan Adityawarman. Atau kalau Artebianz naik dari pelataran parkir, Anda cukup mencari foodmart. Nah, Coffee Bean berada di ujung jalan yang berhadapan dengan pintu masuk ke swalayan Sutos itu.

Sering kali saya mengunjungi Coffee Bean ketika sedang membutuhkan waktu sendiri dan menikmati kopi. Namun hari itu (14/01) sedikit berbeda. Saya ke Coffee Bean bukan hanya untuk menyelesaikan tulisan atau bekerja, tapi karena hari itu saya menyelesaikan wawancara dengan seorang adik kelas. Merasa masih ada waktu sebelum saya kembali kembali bergelut pekerjaan, saya pun memutuskan untuk mampir ke kedai kopi ini.

Ada dua spot favorit saya di Coffee Bean Sutos:
1. Teras luar yang berada di dekat panggung terbuka

Teras Coffee Beans

Alasannya sederhana, karena saya suka suasananya yang sepi. Jadi saya bisa dengan mudah bekerja di sana.

2. Ruangan yang ada di pojok terdalam Coffee Bean Sutos

Pojok Dalam Coffee BeansSetelah para pegawai bank pergi

Seperti yang Artebianz lihat, bagian pojok Coffee Bean Sutos ini menawarkan privasi. Sehingga pas bagi orang-orang yang memanfaatkan kedai kopi bukan hanya untuk berkumpul dengan teman atau keluarga, tetapi juga untuk bekerja, seperti saya.

Namun hari itu saya kebarengan sekelompok bapak-bapak yang sedang rapat di ruangan tersebut. Dari percakapan mereka, saya menangkap bahwa mereka adalah pegawai bank yang sedang berusaha meningkatkan pelayanan sekaligus membicarakan klien-klien mereka. Walhasil, saya nggak bisa terlalu konsentrasi dengan pekerjaan dan rapat dengan lingkaran penulis saya. Karena telinga saya sibuk menangkap percakapan bapak-bapak pegawai bank yang membicarakan tentang mitigasi, NPWP nasabah, share....

Kebetulan, waktu itu saya juga sedang membaca buku Twivortaire 2 karya Ika Natassa. Pas banget ya, Artebianz

 

Menu Coffee Bean & Tea Leaf

Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya ke Coffee Bean lebih sering untuk menikmati kopi murni yang membantu saya menghilangkan suntuk. Tapi hari itu saya mencoba menu yang berbeda: Ice Tea Blended. Tepatnya jenis matcha. Satu menu minuman yang sama sekali nggak pernah saya sentuh sebelumnya. And it was delish, Artebianz!

Saya nggak mudah tertarik dengan hal baru. Namun, mungkin karena sewaktu wawancara saya sudah minum kopi, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba yang lain. Ice Tea Blended Matcha tidak sepahit atau semanis yang saya bayangkan. Bahkan kekentalannya pas dan sesuai dengan menu yang saya pilih: Chicken Cordon Bleu.

Chicken Cordon BleuChicken Cordon Blue dan Ice Tea Blended Matcha

Or I should say menetralkan rasa aneh dari saus chicken cordon bleu. Hari itu adalah pertama kalinya saya makan masakan khas Swis tersebut, tapi dari sepengetahuan saya—dari acara masak dan film yang saya tonton—chicken cordon blue adalah daging ayam yang dibungkus keju atau diisi keju, dilapisi tepung, dan digoreng. Di sana nggak disebutkan tentang saus jamur, yang kemungkinan besar adalah inovasi Coffee Bean sendiri. Seperti bagaimana Coffee Bean memutuskan untuk mengolah ayam dengan tulangnya.

Di dalam menu chicken cordon blue ala Coffee Bean ada ayam goreng berbumbu siram saus jamur, kentang tumbuk (yang rasanya dibumbui lada dan dicampur krim atau susu), dan salad. Dari semuanya, saya paling menikmati kentang tumbuknya yang creamy campur salad. Untungnya salad kedai kopi ini tidak terlalu banyak mayonaise.

Favorit saya di Coffee Bean adalah menu Lasagna. Tapi ini sebagian besar karena saya suka makanan yang spicy; pedas dan berbumbu, atau salah satu dari keduanya.

Lasagna dan KerjaanLasagna-nya habis! Tongue Out

Hanya sajaaa… kalau Artebianz memesan lasagna, saran saya segera makan saat masih hangat. Karena begitu dingin rasanya tidak selezat sewaktu makanan tersebut diantarkan ke meja Artebianz.

 

Yang Asyik dari Coffee Bean & Tea Leaf

Ada beberapa hal yang membuat saya menyukai Coffee Bean, khususnya di Surabaya Town Square. Pertama, setiap kali saya datang berkunjung, untuk kerja atau rapat, pelayanan pegawai Coffee Bean selalu memuaskan. Ini adalah salah satu alasan kenapa saya sering mendatangi kedai kopi ini, selain kopinya yang mantap.
Kedua, wifii Coffee Bean lancar jayaaa!

Salah satu prinsip ekonomi yang saya percaya dari dulu adalah harga mewakili kualitas. Harga teh, kopi, dan makanan di Coffee Bean memang terbilang mahal (berkisar antara 30ribu rupiah sampai 50ribu rupiah), mengingat menu makanannya tidak se-spicy atau berbumbu seperti bayangan saya. Tapi Coffee Bean mengimbanginya dengan pelayanan dan fasilitas kedainya yang cukup oke.

 

Yang Kurang Asyik dari Coffee Bean & Tea Leaf

Sebagai salah satu kedai kopi prestisius, seharusnya Coffee Bean memperhatikan beberapa hal di kedainya. Misalnya saja keadaan kursi-kursi dan sofa-sofanya.

Kursi yang saya pilih saat itu dilapisi semacam anyaman yang terbuat dari plastik. It looks pretty homey, Artebianz, dan memberi kesan hangat, sesuai elemen kayu yang mendominasi ruangan pojok dalam Coffee Bean. Sayangnya, beberapa bagian lepas sehingga mengurangi keindahan dan kesan profesionalitas Coffee Bean.

Selebihnya, saya menikmati waktu yang saya habiskan untuk bekerja dan rapat di sana.

Bagaimana dengan kedai kopi di kota Artebianz? Boleh berbagi cerita di sini.

smiley

 

 

Tempat nongkrong asyik lainnya:


Tag :


Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Nongkrong Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Ketika Media Sosial Menghilangkan Esensi Makhluk Sosial


Bicara Tentang Orizuka - Menulis Adalah Passion, Bukan Occupation


SeoulMate - Menemukan Belahan Jiwa di Seoul


Teacher's Diary (Khid Thueng Withaya) (2014): Penghargaan Guru di Thailand


Menuju Senja - Payung Teduh


De Oak Cafe Resto Surabaya


Kedai Tua Baru Surabaya: Sajian Ala Malaysia-Jawa


Jelajah Pantai Pacitan: Pantai Watu Karung


Literasi Oktober: Goodreads Surabaya, Faisal Oddang, dan Puya ke Puya


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Empat)


Cheongsam Bunga Teratai Mei Lien


Termangu Gadis Itu