Taman Patung Kuda Gunung Sari - Taman Segala Usia

28 Oct 2014    View : 6111    By : Niratisaya


Menyambung edisi nongkrong asyik di taman sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang salah satu taman berpatung kuda yang ada di daerah Surabaya.

Sejauh yang saya ingat dan ketahui, Surabaya memiliki dua buah taman dengan patung kuda di tengah. Satu berada di daerah Rumah Sakit Islam, sedangkan satu lagi berada di bundaran Jalan Gunung Sari.

Di artikel rubrik nongkrok asyik kali ini, saya akan memperkenalkan pada Artebianz Taman Patung Kuda Gunung Sari, yang mungkin bisa jadi alternatif untuk bersantai di hari libur atau sepulang bekerja.

 

Sedikit Memori di Taman Patung Kuda

Saya tinggal dan besar di Surabaya. Dan Taman Patung Kuda di Jalan Gunung Sari ini menjadi salah satu spot tempat bermain saya sewaktu kecil. Bahkan saat SD saya dan kawan-kawan sering diajak oleh guru olah raga saya kemari untuk menikmati kegiatan olah raga di luar sekolah. Kami bermain kasti, lomba lari, dan senam di sini.

Bagian Timur Patung Kuda(Lapangan Kasti saya, dulu...)

Saya sangat suka dua olah raga sebelumnya, tapi tidak yang terakhir. Tidak seperti sekarang, Taman Patung Kuda dulu hanya sebuah lapangan berpasir yang luas dan dikelilingi berbagai tanaman. Termasuk eucalyptus. Laughing

Entah diizinkan atau tidak, saya sangat suka mengambil dua-tiga lembar daun eucalyptus dan menyelipkannya di balik baju, agar badan saya berbau seperti minyak kayu putih. 

Akan tetapi, Taman Patung Kuda Gunung Sari saat ini sangatlah berbeda. Tidak ada lagi pagar dari tanaman yang mengelilingi taman. Apalagi pohon eucalyptus.

Saya sedikit kehilangan, tapi pada saat yang bersamaan merasa senang karena setidaknya sekarang taman ini terasa lebih terawat.

 Patung Kuda

I gotta say, Bu Risma, you’re doing a wonderful jobs on lots of Surabaya’s public gardens.

 

Taman Patung Kuda Gunung Sari Kini

Jika sebelumnya pengguna Taman Patung Kuda Gunung Sari hanya sebatas siswa SD dan beberapa pelajar yang memutuskan untuk mengirit biaya pacaran, taman yang terletak bersebelahan dengan POM Bensin Joyoboyo ini kini terbuka untuk umum.

Taman yang cukup luas ini sekarang seolah dibagi menjadi tiga bagian: timur, barat, dan tengah. Dan masing-masing bagian memiliki target atau penggunanya tersendiri.

Selain itu, kontur tanah yang ada di tiap bagian juga berbeda.

Secara pribadi, saya cukup menyukai perubahan Taman Patung Kuda Gunung Sari ini. Apalagi ketika malam dan lampu-lampu taman dinyalakan!

Wuah! Meriah sekali, Artebianz. Ditambah dengan riuh rendah anak-anak yang tengah bermain di sana.

 

Pembagian Taman Patung Kuda Gunung Sari

Bagi Artebianz yang ingin bermain dengan anak dan kebetulan tinggal di daerah yang tak jauh dari Taman Patung Kuda Gunung Sari, Artebianz bisa memanfaatkan daerah barat yang penuh dengan permainan anak.

Daerah Barat Patung Kuda

Walau terkadang ada juga beberapa orang dewasa yang menggunakan permainan-permainan tersebut.

Jungkat-jungkit

Ada perosotan, ayunan, tangga yang berbentuk setengah lingkaran (saya tak tahu apa sebutannya), dan jungkat-jungkit.

Sementara itu, di daerah timur lebih ditujukan untuk penduduk usia dewasa-paruh baya. Kira-kira dari usia 30-an sampai kakek dan nenek. Kenapa?

Well, saya tidak bisa membayangkan ada anak-anak yang tahan berjalan di atas batu untuk pijat refleksi dan tetap tersenyum ceria. Kebanyakan mereka akan bertahan kurang dari 30 detik sebelum melipir kembali ke pinggir atau ke daerah barat.

Sementara itu, di tengah taman didirikan sebuah lapangan yang rasa-rasanya seluas lapangan futsal. Pada siang hari lapangan ini nyaris selalu sepi, tapi di malam hari, banyak bocah-bocah yang bermain sepak bola di sana. Jadi, bisa dibilang pengguna taman bagian tengah ini berkisar antara umum 10-40 tahun. Kira-kira sampai usia yang masih gemar berlari dengan bebas sambil memperebutkan satu bola dengan beberapa orang teman.

Lapangan Taman Patung Kuda

Nongkrong di Taman Patung Kuda Gunung Sari

Kenapa harus nongkrong di taman ini?

Kan, masih ada taman dan tempat lain yang lebih kece. Mal misalnya.

Yes, tiap orang memang memiliki pilihan mereka masing-masing untuk masalah nangkring beberapa jam di satu tempat.

Tapi jujur Artebianz, setelah melihat dan mendatangi tiap mal yang ada di Surabaya, saya merasa jenuh. Saya membutuhkan alternatif tempat yang asyik buat nongkrong, tapi tidak terlalu menyedot isi kantong.

Taruhan, berapa di antara Artebianz yang berhasil pulang ke rumah dengan aman tanpa mengeluarkan banyak uang?

Thus, saya menyediakan alternatif tempat nongkrong asyik semacam taman-taman yang ada di Surabaya untuk Artebianz.
Selain itu, di taman Artebianz juga bisa merasakan langsung kehidupan asli Surabaya.

Nggak Asyik


Terus cuman nongkrong gitu doang?

Nggak asyik.

 

 

 

Woaaa…. Tenang Artebianz-ku tercinta, terutama bagi mereka yang malas memasak seperti saya (heuheu…). Taman Patung Kuda Gunung Sari ini terletak di tempat yang cukup strategis.

Beberapa meter dari taman ini ada minimarket (Alfa Midi Joyoboyo). Artebianz bisa membeli makanan ringan, buah, minuman, dan lain-lain lalu membawanya ke taman.

Jangan lupa… bawa pisau dan piring sendiri. Dan buang sampah sisa makanan Artebianz ke tempat sampah.
Selain itu, di kanan-kiri jalan juga ada pedagang kaki lima.

Di siang hari ada bakso solo yang lumayan menggigit!!! Hanya, saran saya beli baksonya saja. Jangan mi ayamnya.

Terkadang juga ada penjual dawet yang sluuurp! Seger abis dawetnya!!!

Kalau malam, saya sarankan membeli sate ayam/kambing. Hanya saja, untuk membeli sate ini Artebianz harus berjalan ke seberang, ke Jalan Brawijaya. Tapi weits, Artebianz… satenya dijamin lekoh!

Sadly, saat bersepeda mengunjungi taman ini saya tidak bertemu dengan para pedagang yang saya sebutkan. Jadi saya tidak mendapatkan foto mereka. Hanya ada tukang pentol yang tidak terlalu menggugah selera saya. Tapi jangan bilang artikel ini hoax, lho. Kalau penasaran, sila Artebianz datang dan buktikan Smile

Last thing, selamat nongkrong dan menghemat uang di kantong!

 

Tempat nongkrong asyik lainnya:


Tag :


Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Nongkrong Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Cinderella dan Wanita Masa Kini: Sebuah Dekonstruksi Dongeng


Prisca Primasari - Menulis Adalah Memberi Kado Pada Diri Sendiri


Einstein Aja Ingin Tahu! (Jilid 2)


The Fault in Our Stars - Secercah Kebahagiaan dalam Duka


Insya Allah - Bila Allah Sudah Berkehendak


Soto Khas Lamongan Di Pandean, Ngoro


Burgerman - Burger Home-Made Khas Surabaya yang Selalu Bikin Ketagihan


Bukit Pawuluhan: Bukan Bukit Biasa


Literasi Desember: Literaturia, Budaya Berpikir Kritis, dan Literasi Media (Bag. 1)


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Lima)


Oma Lena - Part 4 (TAMAT)


Termangu Gadis Itu