Kata-Kata Itu Telah Hilang Saat Kami Lahir

25 May 2017    View : 2443    By : Ferry Fansuri


Mei membara di kaki langit

Menghempaskan jiwa-jiwa kerdil

Kota itu terbakar hancur

Hanya debu yang tersisa

 

Rudal misil menari di udara

Bagai bintang berekor sembilan

Menyala berpijar menyusut

Gaza porak poranda terbelah

 

Segerombolan manusia kalah pergi

Bersama jiwa-jiwa lelah

Meninggalkan luka pedih

Menyeberangi titian padang pasir

Untuk menyembuhkan hati-hati sedih

 

Serdadu-serdadu perbatasan itu menghentikan mereka

Membentak keras

“Siapa pemilik kalian?”

“Suku apakah di dadamu?”

“Agama apa engkau puja?”

 

Mereka membisu mulut terkunci

Karena…

Kata-kata itu telah hilang saat kami lahir

 

 

Surabaya, Mei 2017

 

 

Sumber header: willcookson.wordpress.com


Tag :


Ferry Fansuri

Ferry Fansuri adalah seorang travel-writer kelahiran Surabaya yang juga berprofesi sebagai fotografer dan entrepreneur.

Profil Selengkapnya >>

Puisi Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Stigma dan Tradisi: Berhenti Belajar! Mari Mulai Berpikir dan Menciptakan


Merayakan Hari-Hari Indah bersama Nabi - Tradisi Asyura dan Tragedi Memilukan


Jelajah Pantai Pacitan: Pantai Watu Karung


Siti - Perempuan dan Dalamnya Hati


Nicoline Patricia Malina: Fotografer Cantik Muda Berbakat


Nikmatnya Sop Buntut di


Libreria Eatery - Tempat Pas untuk Memberi Makan Perut dan Otak


Twist and Shout (Part 3-Final)


5 Lagu Indonesia Tahun 90-an Mengesankan Versi Artebia


Literasi Desember: Festival Literasi Akbar Bersama Literaturia


Lapang Sunyi, Senyap Ruang


My Toilet Prince - Pintu Pertama