Supernova Akar

31 May 2015    View : 4809    By : Amidah Budi Utami


Ditulis oleh  Dee Lestari
Diterbitkan oleh  Truedee Books
Disunting oleh  Erwinthon P. Napitupulu
Sampul didesain oleh  9 Nyawa Graphic Lab
Ilustrator oleh  Dune Rahmaguna
Ilustrator simbol oleh  R. E. Hartanto
Genre fiksi, adult, filosofi, travel-writing, refleksi, motivasi
Jumlah halaman  201
Nomor ISBN 979-96257-2-6


Kuraih simpul mati bandanaku, menguraikannya perlahan, mengangkatnya hari-hati. Dan kusambut kesiap sunyi. Reaksi semua manusia kala pertama mereka melihatku tanpa penutup kepala.
Mereka diam karena meragu....
Adakah anak bernama Bodhi, yang mencuci setengah tubuhnya cuma untuk bercerita, bersila sempurna dengan tasbih kayu di tangan kiri, adalah manusia?
Sekalipun ia berkata-kata seperti mereka. Bernapas dengan paru-paru. Berjalan diatas dua kaki. Dan sering nongkrong di warung si Gombel.

***

Sesungguhnya Supernova: Akar ini adalah seri Supernova yang pertama kali saya baca. Seperti sebuah "cinta di pertemuan pertama", dimulai dengan kesukaan saya pada episode Akar ini akhirnya saya memutuskan untuk membaca seluruh episode Supernova. Di awal cerita saya dibuat bingung dengan kisah Gio, seorang pecinta alam yang gagah berani, yang sedang berduka karena mendengar kabar bahwa kekasihnya tiba-tiba menghilang. Dan benar saja kebingungan saya ternyata beralasan! Cerita tentang pemuda bernama Gio ini ternyata lanjutan dari Supernova episode pertama: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh yang pada saat itu belum saya baca. Pantas saja saya dibuatnya bingung. Di keping selanjutnya yang berjudul "Akar" barulah menceritakan kisah utama novel ini. 

 

 

Sinopsis Supernova Akar

Supernova: Akar menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda bernama Bhodi. Bodhi tidak pernah tahu siapa orangtuanya atau dari mana dia berasal. Seorang biksu bernama Guru Liong menemukannya di bawah pohon asem di Vihara Pit Yong Kiong saat Bodhi masih bayi. Vihara Pit Yong Kiong berlokasi di daerah Lawang, 60-an km dari Surabaya ke arah selatan. Sejak saat itu Bodhi tinggal dan belajar di vihara sampai dia dewasa. Namun, peristiwa-peristiwa aneh sering mengganggu hidupnya. Hingga akhirnya Bodhi memutuskan untuk keluar dari vihara dan hidup berkelana. "Perjalanan jauh menemukan kesejatian", kata guru Liong.

Bodhi awalnya tidak memiliki tujuan pasti namun pada akhirnya Bodhi menjelajah Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja dan kembali lagi ke Indonesia. Pada perjalanan panjang tersebut Bodhi bertemu dengan orang-orang serta peristiwa-peristiwa "tidak biasa". Novel Supernova: Akar ini lebih amazing dari buku-buku traveling pada umumnya.

Baca juga: The Wind Leading to Love

 

Tokoh-Tokoh Supernova Akar 

1. Bodhi

"I still haven't found what I'm looking for. Aku tak tahu apa yang kucari, tak tahu berapa lama dan seberapa lama lagi."
(halaman 18)

Bodhi adalah seorang laki-laki  yang saat itu berusia 23 tahun, berkepala botak bergaya straight edge. Ada susunan tulang seperti tulang belakang membelah kepalanya mulai dari puncak dahi ke belakang dan menghilang perlahan di pangkal tulang leher. Bong menyebutnya sebagai implant, yaitu seni memasukkan beda keras ke jaringan kulit hingga membentuk tonjolan-tonjolan berbentuk seperti tanduk di kepala, tonjolan berbentuk bintang di punggung tangan, dan macam-macam. Namun, tidak seorang pun bisa menjelaskan mengapa ada seorang manusia yang terlahir alami dengan tengkorak kepala seperti ini. Itu adalah salah satu dari banyak keanehan seorang Bodhi. Saking banyaknya keanehan Bodhi, guru dan para sahabatnya curiga bahwa dia bukan manusia biasa.


2. Kell

"I am the eye in the sky, looking at you, I can read your mind..."
(halaman 51)

Bodhi bertemu Kell di Thailand, tepatnya di penginapan Srinthip di malam terakhir sebelum Bodhi memutuskan untuk pergi. Kell berumur sekitar 35 tahun. Ayahnya seorang Irlandia yang juga pengelana, menikahi wanita Mesir, dan jadilah Kell dengan kombinasi genetika yang sempurna.

Kell mempunyai enam belas istri (lebih pantas disebut suami karena merekalah yang menghidupi Kell) di seluruh dunia. Kell adalah seorang tattooist. Dia bisa langsung tahu siapa yang butuh digambar, dan gambar apa yang mereka butuhkan. Kell datang ke Thailand khusus untuk menemui Bodhi, dia adalah orang terakhir dari 617 orang yang harus ditato Kell, juga orang yang akan merajahkan simbol ke 618 di tubuh Kell.  

Dengan segala keajaiban yang melekat pada seorang Kell, Bodhi pun meragukan bahwa Kell hanyalah manusia pada umumnya.


"Ia berhenti mengawang. Mata kami saling menemukan. Sepasang telaga hijau dan aku berkaca di sana. Perjalanan yang jauh, lebih dari yang bisa kalian bayangkan. Menelusuri jejak asal usul manusia. Mempelajari dan menembusi segala mitos demi menemukan satu pola universal. Ia tancapkan rambu-rambu perjalanannya di atas kulit manusia yang ia pilih, ia sembunyikan petunjuk itu di antara lapisan epidermis. Aku adalah tongkat estafetnya. Sementara dia sendiri... ia akan..."
(halaman 50)

Pada akhirnya Bodhi dan Kell menjadi dua sahabat yang saling melengkapi mungkin karena mereka saling memahami hal-hal yang tidak mungkin dipahami orang lain.


3. Ishtar

Seorang cewek super cantik dan seksi. Bhodi bertemu Ishtar (lebih akrab dipanggil Star) di Thailand sebagai salah satu penghuni penginapan Srinthip. Di mata saya Ishtar hanyalah seorang wanita penggoda. Dan dia sangat bernafsu untuk menggoda Bodhi. Sialnya, Bodhi benar-benar tergoda.

Sejak awal kedatangan Ishtar, Bodhi bisa merasakan setruman vibrasinya. Namun yang masih menjadi misteri di sini, baik saya maupun Bodhi sama-sama belum tahu apakah Ishtar ini sejenis iblis pengoda ataukah bidadari yang turun dari surga? Bukankah keduanya sama-sama sering menampakkan wujud cantik? mungkin satu-satunya makhluk yang tahu tentang identitas Ishtar adalah Kell. Namun Kell tidak mau mengatakan apa-apa.


4. Tristan

Tristan Sanders adalah seorang backpacker gondrong asal Australia yang sedang berkeliling Asia Tenggara. Bodhi bertemu Tristan sebanyak dua kali, yang pertama di Butterworth, Malaysia dan yang kedua di Lokal 13 Laos. Transformasi Tristan cukup membuat Bodhi kaget. Dari seorang traveller yang bernafsu ingin menaklukkan Asia Tenggara menjadi seorang Tristan penganut Budha dan sangat bergairah mendalami agama tersebut.


5. Bong

Bong adalah tokoh yang muncul di awal cerita sekaligus manusia yang terakhir ditemui Bodhi setelah Kell, Ishtar dan Tristan. Mengapa demikian? Karena novel Supernova: Akar ini memiliki alur Maju-Mundur-Maju.

Bong tergabung dalam kumpulan orang-orang punk, lebih tepatnya dia adalah ketua geng. Bong dituakan dan dihormati seluruh scene di negeri ini karena paling cerdas dan berwawasan. Tidak seperti manusia punk pada umumnya, sesungguhnya dia adalah manusia cerdas. Bong membaca. Dia tahu sejarah. Dia membuka mata terhadap dunia. Dia tahu ujung-pangkal luar-dalam kenapa ia memilih jalan hidup seperti itu.

Bong, mewaliki sosok pemuda Indonesia yang memprotes sistem kapitalisme yang menjajah manusia dengan caranya sendiri.

Bod, gue nggak bakalan pernah ngutil di warung si Gombel, tukasnya. Najis! Gue justru harus beli dagangannya untuk bantu dia. Gue cuma mau ngutil di toko-toko kapitalis. Lo ngerti, kan? Anarki bukan berarti tidak ada hukum. Tapi anarki terjadi ketika hukum ... tidak ... lagi ... dibutuhkan, ia mengeja dan mata bundarnya berbinar.

Manusia makin nggak kayak manusia, Bod. Orang miskin ngerampok TV, ngerampok HP - barang-barang yang nggak mereka butuhin. Lo tahu  kanapa? Karena itulah syarat untuk jadi manusia zaman sekarang ini. Itu juga yang dikejar-kejar orang kelas menengah biar naek pangkat jadi kelas atas. Dan kemewahan itulah yang dipertahanin orang kelas atas. Kagak peduli, kalo perlu sampe ngisep darah manusia lain. Kapitalisme itu kanibalisme!
(halaman 26)


Baca juga: Sabtu Bersama Bapak

 


Hal-hal Tak Terlupakan Di Supernova Akar

Mengikuti perjalanan Bodhi berkeliling negera-negara Asia Tenggara adalah bagian yang paling tak terlupakan dari novel ini. Banyak kejutan-kejutan mencengangkan. Saya tidak pernah menyangka sebelumnya kalau di perbatasan Thailand dan Laos ada kebun ganja raksasa yang sanggup menggaji pekerjanya 2.800 dolar per bulan. Saya juga tidak pernah tahu kalau di tahun 2000-an terjadi pemberontakan oleh Khmer Rouge di Kamboja. Negeri tersebut bukan tempat yang aman, ranjau tertanam di mana-mana dan nyawa manusia tidak ada harganya.

Selain kondisi alam dan sosial, saya juga terkesan dengan penggambaran pribadi Bodhi oleh Dewi Lestari. Ibu Suri kita ini selalu menciptakan tokoh-tokoh spesial dan pemberani. Saya terkesan saat Bodhi berusaha menyelamatkan kakek tua anggota khmer merah.

Dan satu lagi yang cukup menarik, yaitu percakapan Bodhi dan Luca saat mereka mabuk daun mariyuana.

We, Humans, atau setidaknya mereka yang percaya legenda Adam dan Hawa, harus bersyukur karena Hawa makan apel dan Adam tergoda ikutan makan, tukas Luca. Saya tidak pernah menganggap Hawa melakukan hal yang buruk. Tidak sama sekali. Apel itu membuka pikiran mereka berdua, dan pikiran menjadi jalan mereka untuk kembali ke Firdaus. Life is all about how to control our minds, and how to make use of our limited knowledge.

Sebentar dulu- susah benar bicara tapi kucoba terus-buat apa mereka capek-capek keluar kalau memang nanti-nantinya kembali lagi? Tinggal saja terus di Firdaus. Beres! Gitu aja kok repot!-

So there can be a Journey! Stupid! Luca balas memotong gemas. Satu-satunya cara untuk mengetahui asal-usulmu adalah keluar, lalu kembali. Kamu pikir si Adam itu tahu dirinya istimewa kalau tidak dibuang dulu ke Bumi?"
(halaman 123)

 

 

Kemiripan Sepernova Akar dengan Sang Alkemis

Saya melihat ada kemiripan antara kisah perjalanan seorang Bodhi berkeliling Asia Tenggara untuk mencari kesejatian dengan perjalanan Santiago ke Mesir untuk mencari harta karun.

  1. Mereka sama-sama ingin mencari takdir mereka.
  2. Keduanya, baik Bodhi maupun Santiago, adalah pemuda yang berani mengambil risiko.
  3. Dalam perjalanannya, mereka bertemu orang-orang yang luar biasa yang menjadi sahabat dan memberi petunjuk.
  4. Dalam perjalanannya, mereka beberapa kali kehilangan bekal (uang) karena dicuri atau dirampas, namun bukan berarti perjalanan mereka harus berhenti.

 Baca juga: When the Star Falls - Yang Terjadi Ketika Bintang Terjatuh

 

 

Akhir Kata Untuk Supernova Akar

Yang jelas perjalanan Bodhi memberi banyak pengalaman kepada saya. Melalui dialog-dialog para tokoh, mereka memberi sindiran yang berarti terhadap kehidupan manusia pada umumnya, terutama manusia Indonesia.

 




Amidah Budi Utami

Amidah Budi Utami adalah seorang perempuan yang bekerja di bidang IT dan menyukai seni, sastra, fotografi, dan jalan-jalan.

Profil Selengkapnya >>

Review Buku Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Raga Senja Berjiwa Fajar: Sebuah Renungan Kemerdekaan Untuk Pemuda


Lalu Abdul Fatah - Profesi, Delusi, dan Identitas Diri


Gara-Gara Indonesia: Satu Peran Tak Langsung Indonesia Untuk Dunia


Warm Bodies - Menggali Kehidupan dari Kematian


HiVi - Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi


Soto Khas Lamongan Di Pandean, Ngoro


Heerlijk Gelato


Leiden, Kota Sarat Sejarah Dalam Balutan Puisi Indah


Literasi Oktober: Goodreads Surabaya, Faisal Oddang, dan Puya ke Puya


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Pertama)


Twist and Shout (Part 2)


Dor!