Stand By Me Doraemon

29 Jan 2015    View : 15956    By : Nadia Sabila


"... Aku harus mengalahkanmu dengan usaha sendiri, aku harus menunjukkan pada Doraemon kalau aku bisa tanpa dia...."

"Kau tepat memilih Nobita, dia orang biasa tanpa bakat istimewa, tapi dia ingin orang lain bahagia dan dia bisa menangis merasakan kesedihan orang lain. Seperti itulah seharusnya manusia yang baik.."

 

Siapa tak kenal Doraemon, tokoh robot kucing dari abad 22 ciptaan komikus kondang Jepang, Fujiko F Fujio, yang mendunia. Di Indonesia, saya kira film kartun Doraemon adalah film kartun sepanjang masa, sejak saya belum sekolah hingga saat ini usia saya lebih dari dua puluh tahun, kartun Doraemon masih diputar.

Artebianz pasti juga sering menyaksikan makhluk biru berkantong ajaib ini setiap Minggu pagi. Nah, Stand by Me Doraemon menukil kisah antara Doraemon dan Nobita dari sisi yang sangat berbeda dari film-film kartun Doraemon yang biasa kita lihat di layar kaca.

Baca juga: The Grand Budapest Hotel - Mereka Yang Layak Disebut "The Best Partners In Crime"

 

 

Perbedaan Stand by Me dengan Film-Film Doraemon Umumnya

Stand by Me Doraemon merupakan film Doraemon pertama yang ditampilkan dalam wujud animasi modern. Film ini masuk ke Indonesia pada Desember 2014 lalu, meskipun sebetulnya sudah dirilis oleh Fujiko Movie Studio dan Walt Disney International di Jepang pada 8 Agustus 2014.

Stand by Me Doraemon mengisahkan secara ringkas mengapa Doraemon harus menemani Nobita hingga tiba saatnya Doraemon harus pergi, meninggalkan bocah kelas 4 SD itu. Mengapa saya bilang ringkas? Tentu saja karena jauh lebih ringkas jika dibandingkan dengan dua dekade lebih tayangan Doraemon di televisi. Iya kan, Artebianz? Hehehe.

Selain itu, jika biasanya fokus serial film kartun Doraemon adalah pada keajaiban alat-alat canggih dari kantong ajaibnya ataupun kisah petualang Doraemon-Nobita dan kawan-kawan, di Stand By Me Doraemon fokus cerita adalah pada sejarah pertemuan antara Doraemon dan Nobita sendiri, seperti pada komik Doraemon seri 1. Mengapa Doraemon harus membantu Nobita, hingga Doraemon menyelesaikan tugasnya yang diceritakan dengan penuh makna dengan adegan-adegan mengharukan.

 

Sinopsis Stand by Me

Adalah Sewashi, generasi keempat keturunan Nobita, yang ingin mengubah nasib sial yang terus menimpa garis keturunan kakek buyutnya akibat utang yang diwariskan oleh Nobita. Tokoh Nobita (seperti yang sudah kita ketahui) adalah seorang anak laki-laki 10 tahun yang kikuk, ceroboh, pemalas, cengeng, dan payah dalam pelajaran di sekolah. Akibatnya Nobita seringkali di-bully oleh teman-temannya terutama Giant (nama aslinya adalah Takeshi) dan Suneo.

sewashiSewashi dari masa depan

Kepribadian buruk Nobita tersebut membawa kesulitan bagi masa depan Nobita. Ia sulit dapat pekerjaan hingga mendirikan perusahaan. Namun perusahaan itu kebakaran dan sejak saat itu, utang membelit keluarga Nobita dan keluarga Nobita jatuh miskin. Hingga pada zaman Sewashi mesin waktu telah ditemukan, sehingga Sewashi bisa menemui Nobita dan menunjukkan potret yang menggambarkan betapa menyedihkannya nasib anak cucu Nobita.

Baca juga: SUPERNOVA: Ksatria, Putri, Dan Bintang Jatuh Film - Filsafat Eksistensi

 

 

Menyesal di Depan

Meskipun canggung, Nobita sangat perasa. Ia menangis menyesal meminta maaf pada Sewashi yang hidupnya susah karena kesalahan Nobita. Ternyata, jika tidak diubah, maka Nobita akan menikah dengan Jaiko di masa depan. Jaiko adalah adik Giant. Perilaku dan penampilan Jaiko yang tak jauh beda dengan Giant membuat Nobita bergidik dan bertambah panik. Nobita ingin mengubah nasibnya tapi tak tahu harus dengan cara apa.

Oleh karena itulah Sewashi menugaskan Doraemon untuk mendampingi Nobita mengatasi segala kesulitan. Pada awalnya Doraemon menolak ditinggal di masa Nobita. Robot kucing itu ogah membayangkan kesulitannya membantu anak sekikuk kakek buyut Sewashi itu. Tetapi Sewashi memaksa dengan mengaktifkan program robotik Doremon, yang membuat Doraemon baru bisa benar-benar kembali ke masanya jika ia sudah berhasil membuat Nobita bahagia. Doraemon akan tersengat listrik dari hidung "ceri"-nya jika mengatakan hal yang tidak sesuai dengan program. Dari sinilah benih-benih persahabatan Nobita dan Doraemon dimulai.

 

 

Doraemooooonnn... Toloong!

Sejak ada Doraemon, kesulitan Nobita sedikt demi sedikit mulai teratasi. Dia tak lagi terlambat sekolah karena dibantu oleh alat Doraemon yang (menurut saya) paling tersohor (karena banyak yang ingin memilikinya, hehehe...): "pintu ke mana saja". Nobita juga bisa mengerjakan soal-soal ujian hingga mendapat niai bagus dengan "roti penyalin". Ada pula "mantel tak terlihat" yang bisa membuat Nobita membalas kenakalan Giant yang sering memukulinya. "Selimut waktu" juga sanggup membuat guci sekolah yang tak sengaja dipecahkan Nobita jadi utuh kembali.

Singkatnya, setiap menemui kesulitan Nobita akan merengek meminta pertolongan Doraemon, dan taraaa... Doraemon akan selalu hadir bersama solusi dan alat-alat canggih dari kantong ajaibnya. Kehadiran Doraemon tak dirahasiakan Nobita. Ia juga kerap mengajak Shizuka, Giant, dan Suneo untuk bermain bersama menggunakan alat Doraemon.

Baling-baling bambu pun diperkenalkan di awal pertemanan Nobita dan Doraemon. Bermula dari terbang dengan baling-baling bambu inilah Nobita "keceplosan" mengatakan pada Doraemon bahwa dia sangat menyukai Shizuka. Doraemon pun mengakui bahwa Shizuka memang cantik. Untuk membuat Nobita bahagia, sekaligus agar tugasnya cepat selesai, Doraemon mengatakan bahwa di masa depan Nobita akan menikah dengan Shizuka jika dia berusaha. Mengetahui bahwa Shizuka akan menjadi istrinya di masa depan, Nobita sangat bahagia dan bersemangat.

Baca juga: Begin Again - Selalu Ada Jalan untuk Bangkit dan Menjalani Hidup

 

 

Yang Lucu di Stand by Me

Salah satu alat yang dikeluarkan Doraemon adalah "telur peniru". Mengambil konsep dari bayi burung yang jika baru menetas akan menyukai siapa pun yang ia lihat pertama kalinya, Doraemon menunjukkan alat ini untuk membuat Shizuka menyukai Nobita. Sayangnya, karena kecerobohan, Giant-lah yang masuk ke telur raksasa ini. Dan saat cangkang telur terbuka, Giant melihat Suneo, dan akhirnya Giant pun tergila-gila pada Suneo.

giant_jatuh_cinta_suneoGiant dan Suneo

Terlepas dari Giant dan Suneo, Nobita akhirnya berhasil membuat Shizuka masuk dalam "telur peniru". Tetapi, karena kesalahan teknis, Dekisugi-lah orang pertama yang dilihat oleh Shizuka begitu telur terbuka. Otomatis Shizuka pun tergila-gila dengan Dekisugi yang memang berkepribadian berbeda dari kepribadian Nobita. Terlebih lagi, Dekisugi mengatakan bahwa ia menyukai Shizuka tanpa bantuan alat Doraemon. Shizuka menjadi makin terkesima dengan Dekisugi. Dan yang patah hati di sini tentu saja Nobita.

"Sekarang kau tahu kan, kau tak bisa selalu mengandalkan alat. Kau harus berusaha sendiri," kata Doraemon pada Nobita.

 

 

Yang Mengharukan di Stand by Me

Saat akan rilis, film ini digadang-gadang akan cukup menguras air mata. Dan ternyata memang iya, Artebianz. Berulang kali saya dibuat terharu oleh sikap Nobita.

Sejak kejadian telur itu, Nobita berusaha keras untuk menjadi anak pintar tanpa bantuan alat Doraemon. Ia begadang belajar menjelang ujian matematika.

Doraemon takjub dengan perubahan sikap Nobita. Ia pun membantu Nobita belajar secara sportif, yakni dengan tanya jawab dan mencongak perkalian. Malangnya Nobita, saat ia sudah yakin dan percaya diri karena sudah belajar, ia justru salah jadwal. Materi yang diujikan bukannya matematika seperti yang ia pelajari mati-matian, namun ujian kanji. Alhasil, ia pun gagal lagi. Pak Guru pun memarahinya dengan mengatakan bahwa bisa-bisa ia tak akan lulus SD. Akhirnya, kegagalan kali ini benar-benar membuat Nobita depresi.

Selanjutnya, adegan yang membuat saya bercucuran air mata, ketika Nobita benar-benar kecewa pada dirinya sendiri. Ia merasa dirinya tak bisa diandalkan sehingga ia tak akan pantas menikah dengan Shizuka di masa depan nanti. Shizuka tak mungkin bahagia bersama orang seperti Nobita.  

"Dia (Shizuka) segalanya bagiku ..... jika dia menikahiku, selamanya dia tak akan bahagia. Hingga kini, aku terlalu sibuk memikirkan diriku sendiri, namun jika aku peduli pada Shizuka, dia lebih bak tidak bersamaku.... Berat untuk berpisah dengannya, tetapi akan lebih berat lagi jika memikirkan bahwa dia tak akan bahagia.."

Semenjak itu, Nobita merasa ingin berpisah saja dari Shizuka. Ia bahkan meminta ibunya untuk pindah rumah hingga ke Amerika (tentu saja tak dikabulkan), agar bisa menjauh dari perempuan yang dicintainya itu. Nobita mengembalikan buku-buku yang dipinjamnya dari Shizuka sekaligus untuk mengucap salam perpisahan. Namun Nobita tak sempat bertemu Shizuka karena ia sedang mandi. Nobita pun hanya titip salam pada ayah Shizuka yang membukakan pintu. Kepada ayah Shizuka, Nobita mengatakan bahwa ia akan selalu berdoa agar Shizuka bahagia.

Shizuka mendengar apa yang diucapkan Nobita pada ayahnya. Ia pun mengejar Nobita di jalan. Tapi tekad Nobita sudah bulat. Nobita nekad membuat Shizuka membencinya dengan sengaja membuka rok Shizuka. Gadis kecil itu memang sempat marah besar, tapi tetap saja ia merasa aneh dengan perilaku Nobita.

Baca juga: The Fault in Our Stars - Secercah Kebahagiaan dalam Duka

 

 

Shizuka Wanita Idaman

Akhirnya Shizuka tahu, Nobita bersikap demikian karena Nobita depresi akan nilai ujiannya yang selalu nol dengan kemungkinan tidak lulus. Shizuka bertekad untuk terus memberi semangat pada Nobita. Bahkan "ramuan benci" yang dikeluarkan oleh Doraemon tak mempan pada Shizuka. Tokoh berkuncir dua ini tetap berkeras memberikan dukungan pada Nobita yang sedang terpuruk.

Sejak ini, Nobita pun yakin bahwa Shizuka juga menyayanginya dan memang ada kemungkinan ia akan menikah dengannya 19 tahun dari usianya saat ini yang masih 10 tahun.

shizuka_dewasaShizuka dewasa

Namun Nobita tak puas, ia penasaran bagaimana ceritanya Shizuka bisa mau menikahi laki-laki lemah seperti dirinya. Dengan alat Doraemon, Nobita menyaksikan masa depan. Saat itu dirinya yang sudah dewasa diajak oleh Shizuka yang juga telah dewasa untuk mendaki gunung. Nobita dewasa masih saja malas, dia menolak ajakan Shizuka dengan mengatakan bahwa dia mau mendaki jika gunungnya datar. Alasan sekali ya Artebianz, hihihi.

Nobita dan Doraemon pun makin penasaran, mereka memutar waktu di alat tersebut hingga tampak di monitor Shizuka tengah terjebak dalam badai salju seorang diri di gunung. Nobita yang masih anak-anak tidak tega melihatnya. Ia tahu Nobita dewasa tengah terbaring di kamar karena flu. Nobita bocah ini pun memakai selimut waktu Doraemon agar tubuhnya menjadi dewasa. Ia juga memaksa Doraemon untuk mengantarnya ke gunung salju tempat Shizuka terjebak menggunakan mesin waktu. Sebelum masuk mesin waktu, Doraemon sempat memberi peringatan:

"Berpikirlah dengan saksama... menggunakan mesin waktu bisa mengubah masa depan lagi.. dan belum tentu akan menjadi lebih baik."

 

 

Nobita Memang Payah, Tetapi Hatinya Gagah

Nobita tetap nekat menolong Shizuka yang terjebak badai gunung salju. Mereka berdua berteduh di sebuah gua agar hangat. Namun sayangnya, dalam gua itu Shizuka pingsan karena hipotermia. Nobita berusaha keras membawa Shizuka keluar dari gunung salju ke pintu kemana saja yang ia gunakan untuk menghampiri Shizuka di gunung salju. Alih-alih segera menemukan pintu, Nobita lupa arah menuju pintu. Badai semakin menerjang.

shizuka_nobitaNobita dan Shizuka di gua

Tak ada apapun selain salju putih dan udara dingin menusuk. Doraemon yang seharusnya menjaga pintu malah tertidur. Nobita membopong Shizuka yang masih tak sadarkan diri. Hampir putus asa, Nobita berteriak memanggil memorinya sendiri. Bagaimanapun, Nobita yang tengah menolong Shizuka sekarang adalah Nobita anak-anak. Nobita dewasa yang sebenarnya harus mengingat kejadian ini. Daaan... berhasil! Nobita dewasa datang menolong. Hanya Nobita yang sanggup menolong Nobita sendiri.

Baca juga: Filosofi Kopi - Bukan Sekedar Adaptasi Dari Cerita Pendek

 

 

Tugas Doraemon Selesai

Tekad membahagiakan Shizuka itulah ternyata alasan Shizuka mau menikahi Nobita. Setelah semuanya jelas, Nobita pun kembali ke masanya. Jika semuanya jelas, artinya tunai sudah tugas Doraemon membantu membahagian Nobita dan mengubah nasibnya nanti. Saatnya Doraemon kembali ke masanya.

Seperti yang sudah Sewashi programkan, jika tugas selesai, Doraemon harus kembali ke masa depan meski ia tak mau. Nobita sadar, ia tak bisa menahan Doraemon. Bagaimanapun juga ia harus membuktikan bahwa ia mampu bertahan hidup tanpa Doraemon. Begitupun saat Nobita kalah taruhan dengan Giant dengan pilihan harus bisa memakan spagheti lewat hidung atau dihajar.

nobita_lawan_giant_buktikan_doraemonNobita lawan Giant demi buktikan pada Doraemon

"... Aku harus mengalahkanmu dengan usaha sendiri, aku harus menunjukkan pada Doraemon kalau aku bisa tanpa dia...," ucap Nobita saat berjuang hingga titik darah penghabisan melawan Giant demi membuktikan pada Doraemon bahwa ia bisa. Dan Nobita pun menang. Doraemon bisa kembali ke masa depan dengan tenang meski diiringi dengan kesedihan mendalam karena perpisahan.

 

 

Stand by Me Doraemon, Akhir Kata

Pertemuan Nobita dan Doraemon diakhiri dengan adegan datangnya kembali Doraemon kala April Mop. Sedikit menggantung memang.

Secara keseluruhan, menurut saya jelas sekali bahwa film animasi Jepang satu ini sarat dengan amanat. Saya kira anak-anak yang menonton film ini harus didampingi oleh orang tua, karena sarat sekali makna kehidupan tersirat yang ingin disampaikan oleh almarhum Fujio tentang kehidupan. Anak di bawah umur mungkin akan sedikit kesulitan mencerna pesan yang dapat diambil.

Selain itu, yang paling menyentuh saya sehingga membuat saya berurai mata dalam film ini bukan pada persahabatan Nobita dan Doraemon, justru pada kegigihan Nobita dalam memperbaiki diri dan kesetiaan Shizuka dalam mendukung Nobita. Persahabatan Nobita dan Doraemon di sini terasa terlalu instan bagi saya, sehingga kurang mengena, mungkin karena durasi film yang memang terbatas yakni hanya 1,5 jam. Nilai 4 per 5 dari saya untuk Stand By Me Doraemon.

doraemon_nobita

Baca juga: Seven Something: Saat Cinta Berubah Setiap 7 Tahun

 


Tag :


Nadia Sabila

Nadia Sabila adalah seorang jurnalis yang menggandrungi travelling dan makanan pedas.

Profil Selengkapnya >>

Review Film Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Stigma dan Tradisi: Laki-laki, Perempuan... Mana yang Lebih Baik?


Indah Kurnia, Memimpin Tanpa Kehilangan Identitas Sebagai Wanita


Happily Ever After - Mencari Makna Kebahagiaan Abadi


Guru Bangsa Tjokroaminoto


Nash - Ya Rabbana Anta Maulana


Soto Khas Lamongan Di Pandean, Ngoro


Kedai Tua Baru Surabaya: Sajian Ala Malaysia-Jawa


Dieng: Sebentuk Nirwana di Indonesia - Edisi Kompleks Candi Arjuna


Pameran Lukisan


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Kedua)


Twist and Shout (Part 3-Final)


Sajak Malam Dingin