Anti-Hero - Menjadi Pahlawan dengan Tidak Menjadi Pahlawan

28 Sep 2015    View : 7282    By : Niratisaya


Judul yang membingungkan Artebianz? Antihero kok disebut pahlawan. Tapi inilah interpretasi saya atas lirik lagu ini.

Meski terkesan simpel, tapi lirik lagu Anti-Hero ini ternyata cukup dalam kalau dibaca dan berusaha dipahami. Saya sendiri berusaha meraba-raba apa sih yang ingin disampaikan band yang menamakan diri 世界 の 終わり (Sekai no Owari) alias Akhir Dunia ini.

Barulah setelah mendengarkan lagu yang menjadi original soundtrack film Attack on Titan keenam kalinya saya ngeh.

Danjatuh hati sejatuh-jatuhnya pada lagu ini setelah menonton Attack on Titan. The music, the lyric…. They are AWESOME!!

And here is how awesome this song.

 

Anti-Hero and Its Awesome Lyric


Verse 1

You know I don’t give a damn about what’s“right”
Or pleasing everyone around me
Cause I know this world that brought us life
Wasn’t made to keep everyone happy

The rules and laws that countries come up with
In front of me, they’re all shit
Cause there are people that I’ve gotta protect
And if you get in my way, you’re dead

You see I’m tired of trying to justify
Every decision that I make
If it’s to save the people that I stand by
You better believe what I say


Bridge

“Stay in the lines, don’t make a scene”
Heroes try to tell us what’s right
But when push comes to shove,
you’ll know what I mean
I’m ready to start a fight

Chorus

I’m gonna be the anti-hero
Feared and hated by everybody
I’m gonna be the anti-hero
So I can save you when the time comes

I’m gonna be the anti-hero
Feared and hated by everybody
I’m gonna be the anti-hero
Yeah

Verse 2

Righteousness is a thing that I hate
Cause it doesn’t do any good for anyone
And everyone thinks everything is OK
If they just obey

I don’t want to think about what they see
When they look up and see evil me
You see, love isn’t what I need
As long as I can set you free

Bridge 2

Oh bum bum bum, watch out here I come
I said bum bum bum, you all better run
Oh bum bum bum, watch out here I come
So run!

“Stay in the lines, don’t make a scene”
Heroes try to tell us what’s right
But when push comes to shove,
you will know what I mean
I’m ready to start a fight


Chorus

I’m gonna be the anti-hero
Feared and hated by everybody
I’m gonna be the anti-hero
So I can save you when the time comes

I’m gonna be the anti-hero
Feared and hated by everybody
I’m gonna be the anti-hero
Yeah

I’m gonna be the anti-hero
Feared and hated by everybody
I’m gonna be the anti-hero
So I can save you when the time comes

I’m gonna be the anti-hero
Feared and hated by everybody
I’m gonna be the anti-hero
Yeah

Baca juga: "Lost Stars" - Lagu tentang Generasi Muda, Para Bintang yang Tersesat

 

Analisis Musik Anti-Hero

Analisis Anti-Hero dari Lirik

Dibuka dengan verse pertama yang sama sekali nggak pakai basa-basi, Anti-Hero langsung menohok pendengar dengan liriknya yang menunjukkan identitas karakter sosok yang diceritakan; “Aku”, atau kemungkinan besar karakter dari Attack on Titan. Eren atau Mikasa karena dua karakter ini lumayan berbeda jauh dengan sosok seorang pahlawan seharusnya—atau Shikishima?!

Kalau menurut Artebianz?

You know I don’t give a damn about what’s“right”
Or pleasing everyone around me
Cause I know this world that brought us life
Wasn’t made to keep everyone happy

Seperti layaknya lagu tentang sosok antihero, lagu ini diawali dengan pengenalan diri dari “Aku” yang mengatakan kalau dia nggak peduli soal kebenaran, selayaknya kebanyakan sosok antihero. Tapi, setelah saya baca-baca ulang, di sini konteks kebenaran yang dikatakan “Aku” lebih condong ke kebenaran yang ada dalam benak umum. Karena setelahnya dia menyebut-nyebut bahwa dia nggak ingin menyenangkan semua orang di sekitarnya. Artinya, “Aku” nggak sekadar melawan peraturan karena dia sudah dari sananya seorang rebel.

Sumber: vn-zoom.com

Sebaliknya, “Aku” justru bisa jadi seseorang yang memiliki prinsip. Nah, kalau kita melirik Attack on Titan, bisa jadi “Aku” adalah mereka yang melawan kemapanan buatan yang ditawarkan oleh pemerintah demi kehidupan yang terstruktur tanpa benar-benar membangun. Sedikit mirip dunia dan sosok Jenderal Grigio dalam film Warm Bodies sebenarnya.

Baik Pemerintah dalam Attack on Titan maupun Warm Bodies, keduanya memilih untuk bertahan hidup di balik tembok tanpa benar-benar melakukan perlawanan. Sampai akhirnya muncul tokoh rebel. Julie dan R untuk Warm Bodies; Eren, Mikasa, dan Shikishima untuk Attack on Titan. Semua tokoh tersebut melawan kawan (dan keluarga) mereka bukan hanya demi membuktikan kebenaran, tapi juga menunjukkan apa yang semestinya dilakukan.

Di sisi lain, harus kita akui nggak seorang pun bisa menjadi pahlawan sempurna. Karena ketika kita membela satu kepentingan, pada saat yang sama ada kepentingan lain yang kita tinggalkan. Sementara itu, menjadi pahlawan dengan konsep umum yang terpatri dalam benak masyarakat menempatkan si pahlawan sebagai sebagai sosok yang harus bisa menjawab segala kebutuhan tiap pihak. Macam Superman, Batman, atau Watchmen yang dituntut tampil sempurna; "meninggalkan" sosok manusia mereka.

Padahal pada kenyataannya tak seorang pun bisa memuaskan hasrat dan keinginan setiap orang. Terlebih menjadi sempurna. Karena dunia ini sesungguhnya bukan tempat yang membahagiakan, melainkan tempat untuk menempa diri dan mendapatkan pelajaran sehingga kita benar-benar menjadi hidup.

Baca juga: Gambaran Cinta dalam Potret Sendu Lirik Lagu Eyes, Nose, Lips Versi Tablo

 

Karakter antihero yang individual, rebel, dan “egois” semakin dikukuhkan bagian kedua dari verse pertama:

The rules and laws that countries come up with
In front of me, they’re all shit
Cause there are people that I’ve gotta protect
And if you get in my way, you’re dead

Coba, Artebianz, pahlawan mana yang mengatakan kalau peraturan dan hukum yang diciptakan negara adalah omong kosong? Nggak ada, kecuali si antihero ini.
Tapi pada saat yang sama, di sini “Aku” mengajak kita untuk berpikir ulang tentang konsep pahlawan.

Siapa sih yang bisa dan pantas disebut pahlawan?

Sumber: criterionconferences.com

Apa mereka yang mematuhi peraturan dan menangkap atau menumpas penjahat yang bisa disebut pahlawan? Atau mereka yang mengerti apa yang mesti dilakukan demi menyelamatkan orang-orang yang dikenal atau dikasihi?

Karena, meski mematuhi peraturan dan menaati hukum adalam satu hal yang pasti, terkadang kita terkotak-kotak saat menjalani hidup—atas apa yang benar dan apa yang salah. Dan tanpa sadar “mematikan” kesadaran demi membela kebenaran, yang bisa jadi hanya menyentuh golongan mayoritas. Sedangkan mereka yang minoritas terpaksa harus menerima keadaan.

Dan saya percaya, keadaan semacam itulah yang melahirkan para antihero.

Setelah mendapatkan karakter di bagian pertama dan kedua, di bagian ketiga dari verse pertama ini saya menangkap penyebab keindividualisan dan keegoisan “Aku”. Setiap tindakan selalu didorong oleh satu alasan, tapi bukan berarti setiap kali seseorang bertindak dia harus menjelaskan dan memberikan pembenaran apa yang dilakukannya (You see I’m tired of trying to justify every decision that I make). Karena bisa jadi alasan dan pembenaran itu salah di mata orang lain, tapi dirasa benar untuk “Aku”.

Itulah sebabnya “Aku” nggak meminta orang lain untuk mendengarkan penjelasan atau pembenarannya, melainkan memercayai apa yang dikatakannya—bahwa dia akan menyelamatkan orang-orang yang dibelanya: If it’s to save the people that I stand by you better believe what I say.

Baca juga: The Swimmer (Fak Wai Nai Kai Ther): Ketika Persahabatan Menjadi Dendam

 

Sumber: geektyrant.com

Sementara itu, pada bagian bridge “Aku” si antihero memperlihatkan bagaimana para pahlawan selalu berkata “Stay in the lines, don’t make a scene” (jangan melewati batas atau berbuat onar), satu nasihat yang selalu didengungkan tapi belum tentu bisa dilaksanakan. Karena akan selalu ada hal yang mendorong kita untuk melanggar peraturan dan mendobrak hukum (but when push comes to shove) sehingga kita semua terpaksa melakukan perlawanan.

Di saat-saat kritis semacam ini, yang saya bayangkan momen di mana kebenaran bertarung dengan moral dan peraturan/hukum, para pahlawan mungkin nggak akan bisa bertindak secara tangkas dan spontan. Tapi, seorang antihero bisa. Ini ditunjukkan oleh dua baris terakhir bagian ketiga verse pertama:

you will know what I mean
I’m ready to start a fight

Mungkin, contoh kasus yang di Indonesia untuk hal ini adalah peristiwa Mei 1998. Pada tahun itu banyak peraturan yang dilanggar dan hukum yang nggak dipedulikan, membuat para pelanggar (para mahasiswa) menjadi antihero di mata negara, tapi pada kenyataannya mereka menegakkan apa yang  memang seharusnya ditegakkan. Walau berimbas pada kekacauan, tapi pada akhirnya tujuan untuk menempatkan Indonesia kepada demokrasi berhasil. Although we still got long way to go Smile

Di bagian chorus yang merupakan inti dari lagu, 世界 の 終わり (Sekai no Owari) menyingkap kenapa “Aku” menjadi antihero:

I’m gonna be the anti-hero
Feared and hated by everybody
I’m gonna be the anti-hero
So I can save you when the time comes

I’m gonna be the anti-hero
Feared and hated by everybody
I’m gonna be the anti-hero
Yeah

“Aku” menjadi antihero tanpa memedulikan bahwa dia akan ditakuti atau dibenci—dan mungkin pada saat bersamaan nggak mengacuhkan power yang didapatkannya dengan menjadi sosok yang ditakuti dan dibenci—demi menyelamatkan “Kamu” ketika saatnya tiba.

Bisa jadi, ada situasi yang membuat “Aku” bersikap demikian. Macam Varys dalam Game of Thrones yang menjadi mata-mata untuk setiap pihak dan menempatkan dirinya sebagai salah satu antihero yang dibenci dan dijauhi hero—salah satunya Eddard “Ned” Stark—demi mencapai tujuannya pribadinya (please, pardon my being book nerd).

Atau—kalau dalam film Attack on Titan—seperti sosok Eren, Mikasa, dan Shikishima yang masing-masing tampil sebagai antihero.

Eren memperlihatkan sosok rebel yang nggak mematuhi satu peraturan pun yang ada, demi menemukan tanah baru dan menciptakan situasi yang lebih bebas ketimbang tanah yang dihuninya saat ini. Bisa jadi dia juga ingin membebaskan kedua sahabatnya: Armin dan Mikasa dari kehidupan miskin dan kumuh.

antihero_mv

Sementara itu, untuk kasus Mikasa, dia menempatkan diri sebagai sosok slayer yang dijuluki “Dewi” (kadang juga "Malaikat Kematian) karena mampu membantai titan. Pada satu sisi, Mikasa mungkin terlihat sebagai sosok yang dingin sehari-harinya. Tapi, ada kemungkinan dia sebenarnya membasmi titan demi menyelamatkan Eren. Apalagi dengan kenyataan Eren dan Mikasa terpisah dua tahun dan nggak satu pun dari keduanya tahu keadaan masing-masing.

Bisa jadi Mikasa sama seperti Eren; dia mengira pemuda itu sudah meninggal.
Atau Mikasa tahu Eren masih hidup, tapi bersikap dingin demi menjaga emosinya? Bisa jadi dia masih menyimpan trauma pada semua titan yang menjebol tembok terluar. Dan demi bisa menghabisi semua titan, lalu mewujudkan impian Eren, Mikasa membabat habis semua titan yang ada.

Sedangkan Shikishima? Dia memang secara nyata dan jelas menguarkan aura antihero. Dengan sorot mata dingin dan kumisnya yang melintang, yang mengingatkan saya pada samurai. Meski memiliki karakter tokoh Levi dalam manga dan anime, tapi Shikishima lebih dingin dan tak acuh.

Baca juga: Gone Girl - Ketika Cinta Berakhir, Yang Tersisa Hanyalah Kematian

 

Artebianz bisa melihat sendiri dari bagaimana dia bertindak dan bereaksi sewaktu melihat Eren kehilangan salah satu kakinya. Tapi di sisi lain, bisa jadi Shikishima mengetahui kemampuan Eren dan seperti apa pemuda itu—serta sejauh mana kemampuannya seandainya Eren sanggup mendorong dirinya sampai batas. Inilah mengapa saya menempatkan Shikishima sebagai (salah satu) sosok antihero dalam kategori lagu ini.

Fukase, Sekai no Owari

Apalagi ketiga tokoh tersebut masuk ke dalam kategori sosok antihero yang terangkum dalam verse kedua lagu ini:

Righteousness is a thing that I hate
Cause it doesn’t do any good for anyone
And everyone thinks everything is OK
If they just obey

Righteousness bisa diterjemahkan sebagai:
1.    Keadilan,
2.    Kebajikan,
3.    Kebenaran.

And it’s being right (kanan) implies that righteousness is a good thing.

Tapi di sini “Aku” membenci righteousness. Tentu saja, ini berkaitan dengan sosok antihero yang dengan pede-nya dia lekatkan ke dirinya sendiri. Dan secara umum kalau ada orang yang ngomong atau bersikap seperti ini, bakal dapat cibiran dan lirikan mata tajam.

Tapi, coba lihat baris-baris terakhir, Artebianz; kenapa si “Aku” benci righteousness?
Ini membuat kita kembali ke poin “kita nggak bisa membuat semua orang bahagia.” Dan bisa jadi terlalu mematuhi peraturan mendorong karakter kita menjadi kaku dan nggak bisa beradaptasi dengan lingkungan, kehidupan, serta orang-orang sekitar. Sehingga kita nggak bisa bersikap spontan dalam bertindak dan stuck di level persona—ingat salah satu istilah dalam ilmu psikologi ala Jungian ini?

DJ LOVE, Sekai no Owari

Dan, pada satu titik justru membuat pengetahuan kita atas diri sendiri jadi tumpul. Sebab, kita jadi lebih sering berkompromi dan menuruti hal/orang lain tanpa benar-benar memahami diri dan kebutuhan sendiri. Asalkan semua oke dan berjalan nyaman plus mulus.

Menilik bagian kedua dari verse dua ini, itulah sebabnya “Aku” menentang segala hal yang sudah mapan.

I don’t want to think about what they see
When they look up and see evil me
You see, love isn’t what I need
As long as I can set you free

Naga-naganya “Aku” berjiwa punk macam Mpret dan Bodhi di novel Supernova: Akar Tongue Out

Jika pada bridge pertama hanya ada satu bagian, di bridge kedua lagu yang diaransemen oleh 世界 の 終わり (Sekai no Owari) dan Dan the Automator ini punya dua bagian. Dengan penambahan semacam “pembukaan” yang menegaskan bahwa kali ini “Aku” bukan hanya menunjukkan perbedaan dirinya dengan sosok pahlawan di mata masyarakat umum, tapi menambahkannya dengan bagian pertama yang menunjukkan aksi sekaligus ancaman pada mereka yang menghalanginya:

Oh bum bum bum, watch out here I come
I said bum bum bum, you all better run
Oh bum bum bum, watch out here I come
So run!

Selanjutnya, lirik kembali berulang. Seperti rangkaian setiap peristiwa dalam hidup ini—dan “kelahiran” setiap sosok antihero pada tiap masa kehidupan.

Baca juga: Girls in the Dark - Hal-Hal yang Terjadi Ketika Sekelompok Gadis Berkumpul dalam Gelap

 

Analisis Anti-Hero dari Lagu

Makanan nggak jauh beda dengan seni, selalu akan ada fusi. Makanan Asia ketemua makanan Eropa atau Amerika, misalnya. Dan, untuk lagu… bisa jadi yang klasik ketemu aliran musik kekinian dan menciptakan musik yang unik. Demikian juga dengan komposisi karya Nakajin ini.

Nakajin, Sekai no Owari

Lagu ini dibuka dengan contrabass dan instrumen musik techno, yang menciptakan ambiance Anti-Hero tidak seceria kebanyakan lagu 世界 の 終わり (Sekai no Owari) umumnya. Sebagai gantinya, yang muncul dari gabungan suara contrabass dan echo instrumen musik techno adalah suasana “individualitas”—yang merupakan karakter dari sosok antihero.

Namun pada hitungan keenam, kedinamisan lagu ini tercipta berkat bantuan suara dentuman drum, disusul piano dengan style ala permainan Chopin. Kemudian terasa modern dengan permainan gitar listrik Nakajin.

Dari sepenangkapan telinga saya, tidak terlalu banyak perubahan atau permainan nada di lagu Anti-Hero. Setiap bagian dalam lagu berkesan berulang. Tapi, yang membuat lagu ini istimewa—selain liriknya yang cukup tajam—adalah tambahan efek suara sehingga benar-benar menciptakan imajinasi sosok antihero dalam tiap alunannya.

Misalnya saja sebelum Fukase (vocalist) menyanyi, terdengar suara ala hantu/villain tertawa. Atau ketika pada akhir baris “And if you get in my way, you’re dead” suara Fukase berubah menjadi lebih dalam dan mengancam ala-ala penjahat. Begitu juga sewaktu dia menyanyikan baris “Stay in the lines, don’t make a scene”, laki-laki kelahiran tahun ‘85 ini mengecilkan suaranya sehingga terdengar seperti orang yang berbagi rahasia.

Semua detail itu membuat lagu Anti-Hero terasa hidup!

Sementara itu, permainan musik yang terasa mengalir dan berfusi—kadang dentum drum dari instrumen musik techno milik DJ LOVE mendominasi, kadang gitar, juga kadang piano—semakin membuat lagu ini semarak. Walau nggak sampai membuat musik dalam lagu Anti-Hero terlalu hore, sehingga kehilangan karakter villain-nya. Bahkan ketika di bagian chorus terdengar suara terompet.

Masing-masing member 世界 の 終わり (Sekai no Owari) terasa kompak dan nggak terdengar saling mendominasi.

Saori, Sekai no Owari

Selain itu, meski termasuk musik modern, tapi saya “merasakan aroma” musik klasik setiap kali Saori (pianist) memainkan piano. Sentuhan permainan piano Saori jugalah yang menciptakan efek misterius di bagian bridge sebelum lagu mengulangi bagian chorus dua kali, serta sewaktu lagu mencapai final. Menciptakan efek elegan dari sosok antihero rekaan 世界 の 終わり (Sekai no Owari) dalam imajinasi saya, bak villain di film-film klasik.

Another special thing is Fukase’s pronunciation yang cukup lancar dan nggak terdengar ‘r’ yang terlalu “ditekan” atau ‘l’ yang berubah menjadi ‘r’. Bravo for Fukase! And his teacher(s)? Laughing

Soal music video (MV) yang aneh dan antara bukan gaya dan 世界 の 終わり (Sekai no Owari) banget, saya nggak akan komentar banyak.

You better watch it, Artebianz. Worth it banget. Rasa-rasanya MV Anti-Hero layak diganjar penghargaan music video terkeren!

Sumber: jpfans.com

Baca juga: Tango - Surealisme Hubungan Wanita-Pria dan Diri

 

Sekilas tentang 世界 の 終わり (Sekai no Owari)

Band yang secara harfiah berarti “akhir dunia” ini terdiri dari empat orang kreatif: Nakajin (gitaris) , Fukase (vokalis), Saori (pianis), and DJ LOVE (nggak perlu saya jelaskan, dari namanya Artebianz bisa menebak, kan?).

世界 の 終わり (Sekai no Owari) dibentuk pada tahun 2007 dan sejauh ini sudah menelurkan tiga album: Earth (2010), Entertainment (2012), dan Tree (2015).

Yang unik dari band ini bukan hanya namanya, yang berkesan negatif dan ala-ala band rock, tapi juga kenyataan bahwa band ini memproduksi sekaligus membuat konsep untuk pertunjukan dan band mereka sendiri.

Yap, setiap anggota 世界 の 終わり (Sekai no Owari)  memiliki peranan penting dan krusial dalam band. Bukan hanya sebagai leader atau pencipta lagu. Nakajin misalnya. Dia bukan hanya leader dan gitaris, tapi juga seorang sound producer. Fukase berperan sebagai vokal utama sekaligus concept maker. Saori (satu-satunya anggota band yang wanita) adalah pianis dan stage produser. Sementara itu, DJ LOVE—yap! Huruf kapital semua—kebagian urusan sound choice, comedic talk, selain sebagai DJ.

Kelihatan banget kan, bagaimana rekatnya band ini?

Sumber: ro69.jpSearah jarum jam: DJ LOVE, Nakajin, Fukase, Saori

Bisa jadi itu karena band yang tahun ini genap berusia 8 tahun sempat merasakan asam-garam dunia hiburan. Penampilan perdana mereka hanya dihadiri 15 orang. Dan keempatnya dengan nekat memproduseri album demi mereka sendiri sebanyak 1.000 kopi.

Perkara nama, dalam sebuah wawancara Fukase menjawab nama 世界 の 終わり (Sekai no Owari) punya makna “begitu kau berada di titik terendah (merasakan sisi negatif dalam dalam kehidupanmu), kau harus mencari cara untuk naik (berada di sisi positif). Karena itu aku menamakan bandku Akhir Dunia (世界 の 終わり) untuk menciptakan kekuatan [yang aku perlukan] lewat musik.”

"Once you've experienced the bottom (the negative side of your life), you have to find a way to go up (the positive side). So I named my band End of the World to create the strength [I needed] through the music."

Kini, 世界 の 終わり (Sekai no Owari) menjadi salah satu band sukses. Mereka sempat bekerja sama dengan Owl City untuk lagu Tokyo dan dalam sebuah konser. Salah satu MV mereka (RPG) sudah ditonton lebih dari 75 juta kali.

Sumber: anibee.tv

Baca juga: Twist and Shout (Part 1)

 

Akhir Kata untuk Anti-Hero 世界 の 終わり (Sekai no Owari)

Selain enak didengar dan nggak membosankan (bagi saya dan pendengaran saya), Anti-Hero juga memberi pelajaran bahwa kita nggak perlu mengorbankan diri demi menjadi pahlawan untuk orang lain. Yes, it’s a good deed if we’re able to save others. But we need to remember who we are and our Self.

Menjadi pahlawan terkadang justru sederhana: mengenali diri sendiri, kebutuhan diri sendiri dan kebutuhan orang lain, menyadari apa yang harus dilakukan, dan nggak mengganggu/menindas/merendahkan orang lain demi mencapai tujuan. That’s the ideal.

 

 

Sumber:
wikipedia.org
mtviggy.com.
sekainoowari.jp

 


Tag :


Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Review Musik Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Ayah Dan Hari Ayah


Lalu Abdul Fatah - Profesi, Delusi, dan Identitas Diri


The Wind Leading To Love


Art Idol


Adele's Hello - Apa Kabar Masa Lalu?


Depot Gresik


my Kopi-O! Salah Satu Spot Nongkrong dan Ngobrol Asyik


Penelusuran dan Napak Tilas Reruntuhan Situs Candi Pendharmaan Ken Angrok di Kabupaten Malang (Bagian 1)


Literasi Februari: GRI Regional Surabaya, Gol A Gong, dan Tias Tatanka


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Ketiga)


Tiga Puluh Tahunan (Part 2 - End)


Lapang Sunyi, Senyap Ruang