Melihat Sisi Lampau Surabaya Di Museum Surabaya

11 Oct 2015    View : 6454    By : Amidah Budi Utami


Hai Artebianz, rasanya sudah lama sekali tidak menulis di sini, kira-kira sudah satu bulan lebih. Alhamdulillah, I came back when September ends (dimirip-miripkan dengan judul lagunya Green Day). Bersyukur kedua kalinya, akhir pekan kemarin saya sempat berjalan-jalan (lagi) di sekitar Surabaya. Kali ini saya khusus mengunjungi Museum Surabaya yang baru saja diresmikan pertengahan tahun ini, tepatnya pada tanggal 3 Mei 2015 oleh Wali Kota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini.


Menuju Museum Surabaya

Seperti informasi yang saya peroleh sebelumnya, Museum Surabaya berada di gedung Siola, tepatnya di jalan Tunjungan no 1, Surabaya. Tentu bukan hal sulit bagi warga Surabaya untuk menemukan lokasi Museum ini, mengingat Gedung Siola adalah salah satu gedung tua dan terkenal di Surabaya.

peta lokasi museum surabaya(peta lokasi museum surabaya di jalan tunjungan no 1)

Bagi Artebianz yang ingin mengunjungi museum ini dengan menggunakan kendaraan pribadi, Artebianz bisa parkir di basement Tunjungan City.

 

Jam Buka Museum Surabaya

Museum Surabaya Buka setiap hari dari pukul 09.00 sd 21.00. Pagi itu saya adalah pengunjung pertama. Saya sempat khawatir museum tutup di hari Minggu karena saat itu masih sepi sekali. Untungnya kekhawatiran saya tidak terbukti. Beberapa saat kemudian gerombolan-gerombolan pengunjung turut memasuki museum.


Meseum Surabaya Sebagai Media Edukasi, Rekreasi, dan Kebanggaan Warga Surabaya

Museum Surabaya ini difungsikan sebagai media edukasi bagi warga kota Surabaya. Bisa juga sebagai media rekreasi, seperti yang saya lakukan.

Namun, agak berbeda dengan Museum House of Sampoerna yang langsung kita ketahui temanya saat pertama kali menginjakkan kaki di sana, saya agak kesulitan mengenali tema Museum Surabaya di awal-awal memasukinya. Bahkan saya agak bingung mau mulai berkeliling dari mana. Tapi setelah saya mengamati satu per satu benda di dalamnya, saya akhirnya bisa membaca pelan-pelan tema museum ini. Museum Surabaya sepertinya ingin memperlihatkan 'sisi lampau' kota Surabaya. Tujuannya agar warga Surabaya tahu sejarah kotanya. Memang sih, benda-benda di dalam museum sangat acak dan berasal dari tahun yang acak pula. Tapi kalau Artebianz jeli mengapresiasi setiap benda di sini, saya yakin banyak pelajaran sejarah kota Surabaya yang akan kamu temukan di sini. Jadi, mari ikuti langkah saya menyusuri ruang demi ruang museum ini untuk mengenal lebih dekat sejarah kota Surabaya.

Baca Juga : Gedung De Javasche Bank Surabaya - Saksi Sejarah Panjang Perbankan Indonesia

Hal pertama yang akan kamu lihat ketika memasuki Museum ini adalah deretan foto para  Wali Kota Surabaya. Mulai dari Wali Kota pertama, Mr A Meyroos yang menjabat pada tahun 1916 hingga 1920 sampai yang terakhir, Ibu Tri Rismaharini yang menjabat dari tahun 2010 sampai saat ini.

Setelah melihat profil Wali Kota-nya, pengunjung disuguhi kumpulan penghargaan yang pernah diperoleh Kota pahlawan ini, di antaranya Indonesia Green Region Award, Special Achievement For Public Service, Smart City Award, dan masih banyak lagi.

penghargaan kota surabaya
(kumpulan penghargaan yang diperoleh kota Surabaya)


Koleksi Benda Kuno Di Museum Surabaya

Di ruang selanjutnya berisi beberapa perabotan mewah kuno, di antaranya ada piano klasik, beberapa set meja dan kursi kayu, serta almari-almari kuno. Belakangan saya ketahui benda-benda tersebut adalah koleksi Simpangsche Societeit.

Simpangsche Societeit adalah sebuah gedung megah yang didirikan pada tahun 1907. Bila malam tiba gedung ini tampak terang benderang dan dijadikan tempat berkumpulnya kaum berduit, terkenal dengan dansa-dansinya yang diselenggarakan hampir tiap malam oleh orang Belanda, Jerman, dan orang Eropa lainnya.

perobot mewah peninggalan Belanda(Perabot mewah kuno peninggalan Belanda koleksi Simpangsche societeit)


Di ruang berbeda saya menemukan beberapa buku kuno, yaitu buku catatan pernikahan, buku catatan kelahiran, dan buku catatan kematian milik pemerintahan kota. Buku-buku tersebut masih berupa tulis tangan yang indah dan menggunakan bahasa Belanda.

buku catatan pernikahan kuno(Buku catatan pernikahan di zaman Belanda)


Di ruang selanjutnya saya menemukan beberapa sarana transportasi yang sudah dikategorikan kuno, di antaranya angguna, becak putih dan becak biru, dan bemo. Saya melanjutkan langkah ke ruangan berikutnya. Di ruangan ini diisi oleh berbagai macam peralatan pemadam kebakaran kuno yang sepertinya sumbangan dari dinas pemadam kebakaran.

alat transportasi kuno di Surabaya(Angguna, bemo dan becak biru - transportasi kuno kota Surabaya)

peralatan dinas pemadam kebakaran(Koleksi peralatan pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran yang disumbangkan ke Museum Surabaya)


Tidak jauh dari situ terdapat benda-benda kesehatan yang sepertinya juga sumbangan dari dinas kesehatan. Benda-benda kesehatan ini sangat banyak macamnya dan semuanya masih asing bagi saya yang tidak memiliki background ilmu kesehatan.

Membaca tiap-tiap nama benda kesehatan lumayan membuat saya bingung, jadi saya memutuskan untuk pindah ke ruangan selanjutnya yang ternyata berisi arsip-arsip pembukuan untung dan rugi milik Pemerintah Kota Surabaya. Ukuran buku, bentuk tulisan dan bahasa yang digunakan masih identik dengan buku-buku kuno yang saya temui di ruangan sebelumnya, yaitu buku catatan pernikahan, buku catatan kelahiran, dan buku catatan kematian.

Terakhir sebelum saya menyelesaikan tour ini, saya disuguhi 16 foto taman-taman yang ada di Surabaya. Saya yakin ini belum semuanya. Taman Patung Kuda misalnya, belum ada diantara 16 foto tersebut.

foto taman-taman di surabaya(Foto-foto taman yang ada di Surabaya)


Berikut adalah 16 taman-taman yang fotonya dipamerkan di museum Surabaya:
1. Taman Kunang-kunang
2. Taman Buah
3. Taman Pelangi
4. Taman Lansia
5. Taman Bulak
6. Taman Mundu
7. Taman Harmoni
8. Taman Keputran
9. Taman Ekspresi
10. Taman Prestasi
11. Taman Persahabatan Korea
12. Taman Ronggolawe
13. Taman Skate & BMX
14. Taman Jayenggrono
15. Taman Bungkul
16. Taman Balai Kota

Adakah kota lain yang memiliki taman sebanyak yang dimiliki kota Surabaya? Saya salut atas obsesi Ibu Risma terhadap ekosistem yang didominasi tanaman-tanaman hias ini.

Dari semua benda yang saya temukan di Museum Surabaya, memang masih jauh dari merepresetasikan sejarah kota Surabaya. Tapi seperti Sang Wali Kota katakan 'perbaikan dan penambahan koleksi masih terus dilakukan'. Saya optimis akan hal itu.

Baca Juga : Peneleh Daerah Penuh Pesona dan Sejarah: Rumah HOS Tjokroaminoto

Hal menarik lainnya adalah beberapa gedung yang berada di sekitar museum. Ada beberapa kantor layanan masyarakat di sana.  Hal ini berimbas langsung pada jumlah pengunjung museum. Beberapa warga Surabaya menyempatkan diri mampir ke museum setelah menyelesaikan urusan mereka di kantor-kantor tersebut.

Salah satu sudut yang paling atraktif adalah sentra UKM (Usaha Kecil Menengah) Surabaya yang memamerkan pernak-pernik cantik yang kebanyakan home made khas UKM. Saya rasanya ingin punya satu produk sendiri yang menarik yang bisa turut berpartisipasi di sana.


Akhir Kata Untuk Museum Surabaya

Museum Surabaya adalah salah satu museum di Surabaya yang saya rekomendasikan untuk dikunjungi selain Museum Tugu Pahlawan dan Museum House Of Sampoerna. Saya melihat usaha Pemerintah Kota Surabaya untuk terus berbenah menjadi kota berbudaya, modern dan dinamis melalui usahanya menghadirkan (satu lagi) museum yang terintegrasi langsung dengan beberapa kantor layanan publik dan sentra UKM.

Museum ini masih terus melakukan perbaikan di sana-sini. Oleh karena itu, suatu saat saya akan kembali lagi ke museum ini untuk melihat hasil metamorfosisnya.

 

Keterangan:
- Foto header diambil dari brahmanto.warungfiksi.net


Tag :


Amidah Budi Utami

Amidah Budi Utami adalah seorang perempuan yang bekerja di bidang IT dan menyukai seni, sastra, fotografi, dan jalan-jalan.

Profil Selengkapnya >>

Wisata Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Stigma dan Tradisi: Berhenti Belajar! Mari Mulai Berpikir dan Menciptakan


Sayap-Sayap Kecil - Mengintip Sepotong Kisah Rahasia Seorang Gadis SMA


BaseCamp Home Stay Ranu Pane: Sudut Pandang Tepat


Bangkok Knockout: Permainan Maut antara Hidup dan Mati


Prisca Primasari - Menulis Adalah Memberi Kado Pada Diri Sendiri


Kenikmatan Sederhana dalam Semangkuk Mi Ayam Seorang Pedagang Kaki Lima, Surabaya


Heerlijk Gelato


Ode Untuk Si Bungsu


Insya Allah - Bila Allah Sudah Berkehendak


Adiwarna 2017: Karyakarsa - Eksposisi Daya Cipta dan Rasa DKV UK Petra


Mimpi Retak dan Angan-Angan di Biru Langit


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Enam)