Setelah sebelumnya membahas tentang asal muasal nama Desa Jatimulyo dan Desa Mojolangu, sekarang saatnya membahas tentang peninggalan bersejarah yang berada di kedua desa tersebut. Yuk! Pelesir sembari menjadi mawas dan mari mengawasi setiap peninggalan bersejarah di sekitar kita.

Wisata di desa selama ini selalu identik dengan paket liburan di tempat yang menyuguhkan keindahan alam, kebun dengan buah yang bisa dipetik sesuka hati, atau petualangan alam yang bisa bikin kita berteriak "My trip, my adventure!". Nah, di artikel ini saya akan menyajikan wisata yang bukan cuma akan membuat jenuh Artebianz hilang, tapi juga memperluas wawasan.

Siapa bilang Indonesia miskin mitologi? Di artikel "Penelusuran dan Napak Tilas Reruntuhan Situs Candi Pendharmaan Ken Angrok di Kabupaten Malang" ini Artebianz akan menemukan beberapa kisah mitologi dan dongeng yang menyelimuti kisah leluhur raja-raja besar di Indonesia.

Siapa yang tidak mengenal sosok Ken Arok sang pendiri Kerajaan Tumapel (Singhasari) sekaligus cikal bakal raja-raja Majapahit? Tapi, apa kamu tahu, Artebianz? Nama leluhur Raden Wijaya ini sebenarnya bukan Ken Arok! Rahasia apa lagi yang tersembunyi dari sosok Sri Rajasa ini? Yuk, baca artikel ini langsung!

Museum Surabaya merupakan museum terbaru milik kota Surabaya. Museum Surabaya berisi benda-benda peninggalan sejarah yang dimiliki dan masih tersisa di Surabya. Dengan menghadirkan benda-benda ini di sebuah museum, harapannya warga Surabaya bisa lebih mengenal sejarah Kotanya.

Suatu ketika kita teringat sebuah lagu yang dinyanyikan Pak Gombloh berjudul “Lestari Alamku” dengan lirik “Lestari alamku, lestari desaku, di mana Tuhan-ku menitipkan aku ... dst”. Lagu ini tentu mengingatkan kita akan suasana nostalgia akan alam pedesaan yang sederhana, alami, asri, dan damai—terlebih lagi bagi seseorang yang memang lahir dan dibesarkan di desa.

Artebianz tentu pernah melihat dari televisi atau malah menyaksikan sendiri pesona alam Dieng. Saya sendiri mengetahui keindahan Dieng dari sebuah berita tentang daerah yang menjadi penghasil beberapa tanaman yang tak bisa ditemui di daerah lain di Indonesia ini. Namun, semua itu tidak lantas membuat saya ngebet pengin mengunjungi Dieng. Sampai akhirnya, lebih dari setahun yang lalu saya bermimpi mengunjungi Dieng dan bertemu dengan salah satu penjaganya.