Nikmatnya Sop Buntut di "Depot Nikmat", Mojowarno, Jombang

03 Sep 2014    View : 8207    By : Niratisaya


 

Setiap kali menjenguk nenek di kampung, saya sekeluarga nyaris selalu melewati Mojowarno, Jombang. Dan di antara beberapa rumah makan yang ada di sana terselip sebuah depot, yang mengandalkan sup buntut sebagai menu khas di sana.

Depot Nikmat terletak di sisi kanan Jalan Merdeka, sesudah SMPN 1 Mojowarno bila Artebianz berangkat dari arah Mojoagung (atau kiri jalan kalau Artebianz berangkat dari arah Ngoro). Mulanya memang tidak ada yang menarik dari depot yang bangunannya didominasi oleh warna biru dan merah ini. Tempat parkir yang lapang dan tidak rindang seperti beberapa rumah makan lainnya, serta ruangan di Depot Nikmat tidak membedakan antara perokok dan nonperokok. Namun anehnya, depot ini tidak pernah sepi dari pengunjung.

 

 

Menu-Menu Asyik Depot Nikmat

Satu hari, saya memutuskan untuk mencari tahu, apa sih yang istimewa dari Depot Nikmat di Mojowarno ini, sampai beberapa orang sampai memutuskan untuk makan di sana. Walau ada beberapa rumah makan lainnya yang terlihat lebih mentereng dari depot ini. Saya menghentikan mobil dan mencoba menu andalan depot ini.

Karena saat itu saya keluar bersama keluarga, kami memutuskan untuk saling icip pesanan masing-masing. Jadilah kami memesan sup buntut, koloke, dan rawon.

Pada detik saya menyuapkan daging dari bagian buntut sapi, saat itu juga saya menyadari, mengapa Depot Nikmat dengan PD menuliskan menu tersebut di tembok.

Sup BuntutIni nih, Artebianz, penampakan sup buntut yang menggiurkan itu.
Take a look at that chops of spring onion! Yell


Rasanya, Artebianz... benar-benar menakjubkan!

Kalau kata Pak Bondan, maknyus!

Daging dalam sup buntut Depot Nikmat begitu lembut sampai-sampai lepas begitu saja dari tulangnya saat disendok! Dan kuahnya, Artebianz...

MENGGIGIT!

Kentaaal banget! Yell

Setelah mencicipi sup buntut pesanan ibu saya, saya pun beralih ke koloke pesanan saya. Sejujurnya, saya sempat mencoba koloke dari rumah makan langganan. Dan harus saya katakan, saya agak mikir-mikir setiap kali melihat menu koloke di tiap rumah makan yang saya sambangi. Pasalnya, Artebianz, koloke pertama yang saya makan berukuran kecil (semacam potongan nugget) dan sausnya pun begitu asam.

Namun, trauma saya terhadap koloke disembuhkan saat saya mengunjungi Depot Nikmat. Potongan daging dalam menu koloke lumayan besar dan saus asam-manisnya pas banget. Saya juga menemukan potongan nanas dan wortel di dalamnya, tidak seperti koloke rumah makan langganan saya.

Saat itu juga, saya secara resmi menjadikan Depot Nikmat sebagai salah satu tempat makan langganan saya.

Selain sup, di kesempatan lain saya sempat pula mencoba menu lain depot yang diapit oleh hamparan sawah yaitu soto, bihun goreng, dan rawon. Untuk dua menu pertama tidak ada bedanya dengan bihun serta soto di depot dan rumah makan lainnya. Namun untuk rawon ada satu hal yang mencolok dari Depot Nikmat.

Depot Nikmat

Umumnya rawon memiliki kuah hitam yang berasal dari keluwak, tapi Depot Nikmat justru menyajikan rawon dengan kuah serupa soto.

Eits, jangan khawatir Artebianz!

Walau kuahnya nyaris bening, tapi rasa rawon ala Depot Nikmat sungguh nikmat!

Baca juga: Mojok dan Makan Mi di Pojok II, Perak, Jombang

 

 

Yang Asyik Lainnya dari Depot Nikmat

Selain makanan asyik, lingkungan Depot Nikmat juga mendukung. Posisinya yang berada di antara sawah lumayan bisa jadi penyejuk mata. Mereka yang ingin beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan, bisa duduk di sebuah bangku yang ada di depan depot. Atau bisa juga berdiri di balkon yang menghadap langsung ke sawah di sebelah depot.

Depot Nikmat

 

 

Yang Kurang Asyik dari Depot Nikmat

Sayangnya, makanan enak dan pemandangan indah di Depot Nikmat kurang didukung dengan beberapa hal lain. Untuk memilih berbagai menu yang disediakan depot ini saya harus menengadahkan kepala dan membaca satu per satu nama makanan dan minuman di tembok. Selain itu, depot ini juga tidak menyediakan harga masing-masing makanan.

Walhasil, untuk beberapa pelanggan yang cenderung menghemat serta menghitung pengeluaran, seperti saya, mesti tutup insting "Paman Gober" dan langsung memilih makanan yang dipenginin.

Di sisi lain, saya juga menyayangkan kurang dimanfaatkannya area balkon. Pemilik Depot Nikmat bisa saja memanfaatkan area tersebut. Sehingga pelanggan yang ingin makan sambil menikmati alam bisa langsung berada dekat dengannya. Bukan sekadar memandang dari dalam ruangan.

Tapi secara keseluruhan saya masih menikmati setiap suap dan waktu di Depot Nikmat daerah Mojowarno ini Wink

 

 

Kocek yang Saya Rogoh

Berhubung saya menyambangi Depot Nikmat sebelum pemilu dan kabar BBM yang sedang kacau, harga-harga di bawah ini bisa berubah.

Makanan:

  • Sup buntut: Rp35.000
  • Rawon      : Rp17.000
  • Soto         : Rp15.000
  • Koloke      : Rp20.000

Minuman:

  • Jus melon: Rp10.000
  • Kopi        : Rp7.000

 



Cheers,
@niratisaya

 




Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Makan Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Traveling: Mimpi, Destinasi, Tujuan, Makna


Indah Kurnia, Memimpin Tanpa Kehilangan Identitas Sebagai Wanita


Prisca Primasari's Love Theft Series - He Who Steal Some Love


5-ji Kara 9-ji Made - Apa Jadinya Kalau Biksu Jatuh Cinta Pada Guru?


Menuju Senja - Payung Teduh


Nasi Goreng dan Mi Goreng Pak Is


Perpustakaan Bank Indonesia, Surabaya - Perpustakaan Umum Senyaman Perpustakaan Pribadi


Pantai Sedahan: Sebuah Keindahan Tersembunyi


Literasi Februari: GRI Regional Surabaya dan Adham Fusama (Editor)


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Pertama)


Pria Asing Di Pos Kamling


MENGAPA?