Coban Jahe: Wisata Alam Untuk Mengisi Liburan Singkat

27 Jan 2016    View : 3406    By : Aulia Arsinta Herdiana


Salam Artebianz!

Bercerita tentang keindahan alam kota Malang memang tidak ada habisnya. Selalu ada cerita seru dan pengalaman yang tak bisa dilupakan. Salah satu ceritanya adalah tentang Coban Jahe. Air terjun bersejarah yang satu ini memang tidak terlalu besar, tapi cukup "hits" di kalangan "kera-kera Ngalam" (pemuda-pemuda Malang.red) karena letaknya yang masih tak terlalu jauh dari Malang kota. Bagi kalian yang masih asing dengan nama Coban Jahe, mari simak cerita singkat saya tentang Coban Jahe.

Lokasi Coban Jahe

Coban Jahe merupakan salah satu air terjun yang terletak di Dusun Begawan, Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Berjarak sekitar 23 km dari Kota Malang jadi tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai di air terjun imut ini. Meski imut, Coban Jahe tidak kalah cantik dibanding coban-coban lainnya di Malang lho, Artebianz! Lagi pula, air terjun yang satu ini tak sepopuler Coban Talun ataupun Coban Rondo. Ini dia salah satu wajah cantik dari Coban Jahe: 

coban_jahe

Indah, bukan? Artebianz tau nggak kenapa coban ini dinamai Coban Jahe? Apa karena banyak tanaman jahenya ya? Hihihi... Mari kita simak penjelasan berikut.

Baca juga: Air Terjun Coban Sewu: Niagaranya Indonesia (part 1)

 


Menyisir Sejarah Di Balik Nama Jahe

makam_pahlawan_coban_jaheCoban Jahe memiliki nama lain yaitu Air Terjun Begawan, ketinggiannya sekitar 45 meter. Seru banget kalau kita "memasrahkan diri" mandi dihujani air yang terjun bebas dari ketinggian tersebut.

Selain itu, di sekitar air terjun ini terdapat batu-batu cadas yang berukuran besar. Menurut penjaga loket masuk, nama "Jahe" diambil dari Bahasa Jawa "Pejahe" yang memiliki arti meninggal dunia. 

Pada masa penjajahan, daerah ini sempat menjadi tempat perlawanan pribumi terhadap Belanda, Artebianz. Jadi, nama itu muncul sebagai penghormatan terakhir terhadap satu regu tentara Indonesia yang gugur di medan perang. Seiring berjalannya waktu, nama "Pejahe" pun mengalami abrasi menjadi "Jahe" saja.

Di sekitar jalan menuju pintu masuk terdapat makam yang diberi nama oleh masyarakat setempat Makam Pahlawan "Kali Jahe". Nah, dari sinilah akhirnya Nama Coban Jahe kemudian menjadi populer.

Baca juga: Air Terjun Tumpak Sewu Lewat Goa Tetes Lumajang (part 2)

 


Napak Tilas Perjalanan Menuju Coban Jahe

Lokasi Coban Jahe tidak terlalu jauh dari Kota Malang, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua dengan mengambil arah ke Tumpang. Perjalanan untuk dapat melihat keindahan Coban Jahe memerlukan tenaga yang lumayan ekstra karena sesampainya di pintu masuk Coban Jahe, kalian harus berhadapan dengan jalan yang rusak parah yang dilanjutkan dengan jalan setapak yang cukup panjang.

jalan_coban_jahe
Tapi, Artebianz tak perlu khawatir karena di sepanjang perjalanan, mata kita akan disuguhi dengan hamparan sawah yang luas dan juga kebun kopi milik petani setempat. Bagi kalian yang menggunakan kendaraan roda empat, tidak perlu khawatir di mana harus memarkirkan mobil, karena di sana terdapat lahan parkir sekitar 100 m dari pintu masuk. Selanjutnya, kalian tinggal berjalan dari tempat parkir hingga lokasi Coban Jahe.

Baca juga: Pantai Pelang


 

Coban Jahe: Kecil-Kecil Memanjakan

Setelah kalian melakukan perjalanan yang cukup menguras tenaga, sampailah pada surga dunia Coban Jahe. Di sana kalian akan disuguhkan nikmat mata yang tak terlupakan. Udara yang sejuk dan pemandangan yang indah, cocok untuk dijadikan tempat leyeh-leyeh (istirahat). Mengistirahatkan sejenak tubuh dan pikiran kalian setelah terserap habis dalam rutinitas sehari-hari. 

coban_jahe_1

Jangan lupa siapkan baju ganti ya jika kalian memang berniat mandi-mandi di sini. Air terjunnya memang tak terlalu besar namun cukup deras. Hati-hati juga dengan pacet atau lintah kecil yang terkadang ikut kita mandi di sekitaran sungai dan air terjun. Hihihi...

Dulunya, Coban Jahe ini merupakan wana wisata yang sunyi, belum ada fasilitas seperti toilet, warung, bahkan loket karcis. Kelompok teater saya pun sampai pernah berkemah di Coban Jahe ini saking sepinya. Fasilitas yang tersedia hanya berupa hamparan tanah kosong seluas 50 m yang dipergunakan untuk berkemah.

Baru sekitar tahun 2012-an, Coban Jahe mulai mendapat perhatian dan dibenahi oleh pihak Perhutani. Coban Jahe makin populer dan muncullah para penjual makanan dan minuman. Jadi fasilitas seperti toilet, loket karcis dan warung-warung pun sudah tersedia. Sayangnya, sekarang lokasi Coban Jahe justru sudah tidak diperbolehkan untuk dijadikan tempat berkemah.

Tidak disarankan ke Coban Jahe saat musim penghujan, karena jalan setapaknya akan menjadi becek, jeblok, dan sulit dilintasi. Lagi pula, warna air terjun Coban Jahenya sendiri akan keruh dan coklat jika hujan turun, kurang sedap dipandang mata.

Akhir kata, ingin liburan alam yang singkat, dekat, dan memanjakan di Malang? Coban Jahe pilihannya.

Baca juga: Wana Wisata Sumberboto - Keindahan Alam yang Masih Dipandang Sebelah Mata


Tag :


Aulia Arsinta Herdiana

Aulia Arsinta Herdiana adalah mahasiswi Pendidikan Bahasa Jepang di salah satu universitas di Kota Malang, yang bercita-cita bisa jalan-jalan ke Jepang.

Profil Selengkapnya >>

Wisata Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Mengajar Itu Layaknya Orang Yang Ingin Membina Hubungan, Butuh Proses PDKT


Aku Ingin Tahu #1: Jawaban dari Ratusan Pertanyaan


Penelusuran dan Napak Tilas Reruntuhan Situs Candi Pendharmaan Ken Angrok di Kabupaten Malang (Bagian 2)


Suckseed (Huay Khan Thep): Tumbuh Bersama Mimpi, Sahabat dan Cinta


Edwin Ruser dan KoreanUpdates - Menghidupkan Mimpi Lewat Passion


Rujak Cingur Ala Bu Dah


Patbingsoo - Yang Gurih-Manis Ala Korea di Surabaya


Twist and Shout (Part 1)


Danilla dan Kalapuna


Foodiology TEDxTuguPahlawan, Ketika Makanan Lebih dari Sekadar Penahan Lapar


Lapang Sunyi, Senyap Ruang


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Empat)