Dalam Sekam Kehidupan
21 Mar 2016 View : 2420 By : Niratisaya
Lama digaulinya keras kehidupan
Bertahun dijadikannya duka sebagai teman
Hingga keberadaan sepi tak lagi berarti
begitu pula kehadiran sendiri,
yang tak kunjung pergi
Dalam kosong, diisinya lowong
Sambil merunduk, coba dirajutnya satu wujud hidup
Dipilinnya pelan dan perlahan segala kelembutan yang tak ia rasakan,
juga bahagia dan suka yang berwindu tak menyapanya
Semua, diselipkannya dalam kenangan
yang satu waktu nanti diputarnya ulang
Nyaris seabad, ditambatkannya seluruh keras hidup
Lebih dari sembilan dasawarsa, dilabuhkannya seluruh duka
bersama angan akan kelembutan,
serta mimpi tentang bahagia,
ke dalam sekam kehidupan
Lamat, dibisikannya….
“Jadilah keras, namun jangan lupa melembut, Nak.
Teriakkan dukamu, dan jangan pernah menelan air matamu
Sekali pun, jangan berharap atas kebahagiaan yang baka.
Karena inilah hidup; ia selalu bersua dengan suka
sembari memeluk duka dan menggamit kerasnya hidup
dalam tipis batinnya.”
Lalu, dirundukkannya kembali kepala di tengah sebentuk hidup,
ditisikkannya sekali lagi doa tiap relung kalbu,
dan dijejakkannya di batin, tentang hidupnya yang belum lagi terwujud
Di sana, di antara hampa ruang dan hening udara,
digantungkannya asa serta layang harap
pada mereka yang acap kali menohokkan putih dan hitam
ke dalam logikanya
Sementara nyata-nyata dirinya dan mereka paham
Abu-abulah yang mendekap adanya hidup dan kehidupan
"Kau belum paham, Nak.
Kau belum paham...."
Dibisikkannya kata itu
sebelum kembali dipandangnya kehidupan
dengan sekulum pahit senyum dan genangan di mata
Niratisaya
Surabaya
290915-210316
Header's ilustration: maciejdakowicz.com
Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.
Profil Selengkapnya >>