Halusinasi

19 May 2017    View : 3810    By : Nurhidayah Tanjung


Dirambati kubangan rindu yang menjelma menjadi syahdu

Dengan helaan yang melanda, dan lewat tawa yang sayup

Seraya meniti jalan berliku

Erat bait lengkungan senyum terlukis di wajah sang asmara

 

Semu merah, lekuk wajah merona

Sekejap memantulkan bait cerita

Lalu menguap ditelan mata sang pujangga

Terluap sudah segenggam rindu atau seribu bisikan kalbu

 

Hingga gurat halusinasi menghampiriku sayu

Rasanya agak buram

Aku mencecapi makna yang tersaji

Dilahapnya kisah-kisah masa laluku

 

Dikunyah, dilumat, dimuntahkannya kembali

Di depan wajahku yang panas dengan bara

Sumpah serapah terukir jelas, mendayu-dayu melewati telingaku yang mendadak panas

 

Berhenti bergurau pecundang!

Berhentilah mengkhayal!

Kau hanya seonggok rasa, di tengah pergulatan cinta.

Berhentilah menjadi makhluk bodoh!

 

 

Sumber header: mandyleft.deviantart.com

 


Tag :


Nurhidayah Tanjung

Nurhidayah Tanjung adalah dara berdarah Medan yang berkuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi, yang cinta mati kepada kegiatan menulis.

Profil Selengkapnya >>

Puisi Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Ada Kemauan Ada Jalan: Sebuah Energi Kehidupan


Aku Ingin Tahu #1: Jawaban dari Ratusan Pertanyaan


Dieng: Sebentuk Nirwana di Indonesia - Edisi Kompleks Candi Arjuna


Warm Bodies - Menggali Kehidupan dari Kematian


Dimas-Lissa: Pudarkan Kapitalisasi Pendidikan Lewat Sekolah Gratis Ngelmu Pring


Goyang Kaki Dan Goyang Lidah Di Lontong Kikil Bu Dahlia


Perpustakaan Bank Indonesia, Surabaya - Perpustakaan Umum Senyaman Perpustakaan Pribadi


Interaksi di Galaksi


Blinded by Love - Karena Cinta Sungguh Membutakan


Pasar Seni Lukis Indonesia 2015


Aku Tak Ingin Lomba Balap Karung, Bu.


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Tujuh)