Masa (II)

03 Nov 2015    View : 2772    By : Tsaidun


Ketika pijar merambah

menghiasi alam 

Membuat setiap ciptaanNya terbangun dari mimpi

 

Namun,

keengganan terbalut kemalasan

Hingga jiwa terselimutkan,

angan memeluk erat

 

Meski kicau indah memanggil

Isyarat bagi mereka yang merasa hidup

 

Moment between life and death
Illustration source: here.

 

Manakala putaran pijar menyengat

Peluh penyesalan merambah di sekujur tubuh

 

Cuma bayang yang terengkuh

 

Luluh lantak jika kaki cuma berdiri

Di sana,

menanti pertanyaan setiap apa yang teranugerahkan

 

Manakala pijar mulai meredup

Kelu, lelah,

merangkai langkah yang mulai goyah

 

Rasa memohon untuk tetap dalam keinginan

Telah berlalu,

seperti waktu tak terhentikan

 

 

Header illustration source: here.






Tsaidun

Tsaidun adalah seorang spiritualis yang gemar membaca buku, khususnya psikologi dan filsafat. Pria yang sempat bekerja di salah satu perusahaan internasional ini lahir dan besar di Surabaya.

Profil Selengkapnya >>

Puisi Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Ayah Dan Hari Ayah


Kala Kali: Hanya Waktu yang Tak Pernah Terlambat


Jelajah Pantai Pacitan: Pantai Banyu Tibo


Pee Mak Phra Khanong (พี่มาก..พระโขนง): Cinta Tanpa Batas


H.O.S Tjokroaminoto: Priyayi dengan Profesi Teknisi Sekaligus Politisi yang Berjiwa Pendidik


Berkuliner Ala Foodtruck Fiesta di Graha Fairground Surabaya Barat


Marathon Kafe Recommended Di Malang


Tiga Puluh Tahunan (Part 2 - End)


Insya Allah - Bila Allah Sudah Berkehendak


Literasi Desember: Festival Literasi Akbar Bersama Literaturia


Termangu Gadis Itu


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Lima)