Segaris Pandang

06 Apr 2016    View : 1723    By : Tsaidun


Ya Robb,

ketika jalan ini meretas ke arah-Mu 

Banyak dan seakan sebuah irama yang harus kutulis

sebuah syair

 

Harap yang ingin kuraih,

gemerisiknya gesekan dahan

Segarnya setiap daun yang luruh dalam buaian embun

Seakan melukis rasa syukur berkepanjangan

 

Segaris Pandang 

 

Seperti sejuknya udara-Mu di pagi hari

Damai, lembut,

hingga mampu membangun setiap senyum

Merekah,

meredam kegalauan dari hati yang banyak terluka

 

Sayang, anugerah yang lebih, karunia yang melimpah

Membangunkan geliat setiap nafsu kehendak hamba

Kesadaran hakiki, pupus, terbunuh kemauan pribadi

Mereka berlomba 

 

Nada tegur-Mu, mereka dengar sebagai ujian

Manakala detak waktu terhenti,

Senyum-Mu, bak uluran kasih lewat kedua tangan

 

 

 

Surabaya

Selasa wage, 15 maret 2016

Tsaidun






Tsaidun

Tsaidun adalah seorang spiritualis yang gemar membaca buku, khususnya psikologi dan filsafat. Pria yang sempat bekerja di salah satu perusahaan internasional ini lahir dan besar di Surabaya.

Profil Selengkapnya >>

Puisi Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Cinderella dan Wanita Masa Kini: Sebuah Dekonstruksi Dongeng


Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa oleh Maggie Tiojakin


Patirthan Candi Kidal Yang Tersembunyi


Seven Something: Saat Cinta Berubah Setiap 7 Tahun


Prisca Primasari - Menulis Adalah Memberi Kado Pada Diri Sendiri


Depot Asih Jaya, Pusat Soto Lamongan


Taman Apsari, Keteduhan di Tengah Hiruk Pikuk Kota


Twist and Shout (Part 3-Final)


Kun Anta - Humood Al Khuder: Jadilah Diri Sendiri


Tea Tasting Bersama Havelteh


Kesenyapan Memeluk di Kesendirian


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Enam)