hidup di kota sulitlah memang/bernapas di antara rambu kemacetan/sambil menghirup udara metropolutan.....
Kuterbangkan peluhku menjauhi terik/
dia ditangkap, menguap tanpa perlawanan//
Bertolak tanpa busana untuk membeli akal sehat....
"Perhatian. Penumpang atas nama.…"//
Lagi-lagi, seseorang mungkin tertidur di kafetaria/
kekurangan jam istirahat atau cinta?//
Lagi-lagi, nama paling asing in....
Selamat pagi engkau di sana//
Masih seperti yang lalu/
Setiap kubuka mataku di awal hari/
Kuhidupkan kau dalam napasku....
Antara aku dan semua ini serasa begitu nyata//
Tapi ilusi selalu saja turut membayangi....
Mei membara di kaki langit/
Menghempaskan jiwa-jiwa kerdil//
Kota itu terbakar hancur/
Hanya debu yang tersisa....
Dirambati kubangan rindu yang menjelma menjadi syahdu/
Dengan helaan yang melanda, dan lewat tawa yang sayup/
Seraya meniti jalan berliku/
Erat bait lengkungan senyum terlukis di wajah sang asmara....
Tatanan hatiku belum teratur//
Rasa ragu selalu menegur//
Ekspedisi hati melebur sunyi//
Gegap gempita irama hati....
Satu kali dalam seminggu/ Mereka akan membalas rindu// Pulang, dan mulai menghidu/ Tajam, asam dan/ Pahit, manis....
Sajak rindu// Memanggil namamu/ Penuh harap di hatiku....
Mimpi retak mimpi terkoyak// Tangis mengeras berakhir terisak// Linangan air mata menyiksakan luka//
Jingga senja/ Bercampur merah/ Nyaris sewarna darah// Apakah di sana terselip dukamu? Yang seharian kau lempar/ Semalaman kau umbar