"Perhatian. Penumpang atas nama.…"//
Lagi-lagi, seseorang mungkin tertidur di kafetaria/
kekurangan jam istirahat atau cinta?//
Lagi-lagi, nama paling asing in....
Antara aku dan semua ini serasa begitu nyata//
Tapi ilusi selalu saja turut membayangi....
Mei membara di kaki langit/
Menghempaskan jiwa-jiwa kerdil//
Kota itu terbakar hancur/
Hanya debu yang tersisa....
Dirambati kubangan rindu yang menjelma menjadi syahdu/
Dengan helaan yang melanda, dan lewat tawa yang sayup/
Seraya meniti jalan berliku/
Erat bait lengkungan senyum terlukis di wajah sang asmara....
Tatanan hatiku belum teratur//
Rasa ragu selalu menegur//
Ekspedisi hati melebur sunyi//
Gegap gempita irama hati....
Sajak rindu// Memanggil namamu/ Penuh harap di hatiku....
Mimpi retak mimpi terkoyak// Tangis mengeras berakhir terisak// Linangan air mata menyiksakan luka//
Dua windu yang lalu aku menerbangkan rindu/ bersama kenanganmu/ Lewat hening malam/ dan riuh kendaraan....
hujan/
biarkan ia turun//
menghujani/
menghujat seluruh kerat/
sisa duka yang tak lagi tersekat//
Indah dalam batas angan yang kumiliki/
Bak untaian pelangi yang membentang di birunya langit//
Tetap aku redam, jauh di kedalaman rasa kasihku/
Meski cinta itu cuma aku yang merasakan....
Di ruangan ini, kita pertama kali bertemu// Kau dan aku beradu pandang/ Bercumbu/ Lewat kerling dan tatap yang kelewat nyalang/ Bagi dua orang asing dengan perasaan usang//
Jauh….
Jauh sebelum hati ini terluka/
Jauh sebelum duka menganga//
Sendu merajuk jiwa/
Dan sepi... tak jua mampu sembuhkan luka.